Lelah dan sakitku terbayar lunas melihat Abi dan Aya terlahir sempurna dan sehat
~Bunda Navya~
Happy Reading
"Kalau mau melahirkan normal bisa nggak dok?" tanya Mas Chandra.
"Kemungkinan bisa tetap ada Pak, berdoa saja sampai hari H melahirkan nanti posisi kepalanya sudah stabil karena itu syarat utamanya," jawab dokter Viona.
Saat ini aku dan Mas Chandra sedang check up ke Rumah Sakit. Memang awalnya aku hanya check up di klinik Tante Vina, tapi setelah mengetahui kalau aku hamil kembar, aku disarankan untuk cek kandungan ke Rumah Sakit yang peralatannya lebih lengkap.
"Masih ada tiga minggu lagi perkiraan lahirnya. Jadi kita observasi dulu apakah bisa melahirkan normal atau operasi caesar," jelas dokter Viona lagi.
"Baik dok,"
***
"Mas istirahat bentar yuk," ajakku.
Setelah kemarin check up ke dokter, pagi ini aku kembali menjalani rutinitasku selama satu bulan terakhir ini. Jalan pagi keliling kompleks katanya bagus untuk persiapan persalinan. Hanya saja sekarang aku jadi mudah lelah. Mungkin efek mengandung dua anak sekaligus. Tapi tetap aku syukuri dan aku nikmati masa-masa ini. Karena tidak semua orang dianugerahi anak kembar.
"Minum dulu nih," ujar Mas Chandra sambil menyerahkan botol minum.
Kebetulan hari ini suamiku libur jadi ditemani jalan-jalannya. Biasanya kalau dia sedang bekerja, aku hanya berani jalan di sekitar rumah saja.
"Ayah nggak sabar deh nunggu kalian lahir sayang-sayangnya Ayah sama Bunda," ujar Mas Chandra sambil mengelus perutku.
Aku hanya tersenyum dan terharu. Mas Chandra berubah menjadi sosok laki-laki yang penuh tanggungjawab. Jauh berbeda dengan Chandra yang labil sewaktu sekolah dulu.
"Mas," panggilku.
Mas Chandra menoleh, "Apa?"
"Makasih ya kamu udah jadi suami dan calon Ayah siaga yang bisa diandalkan," ujarku sambil mengelus rambutnya.
"Itu udah kewajibanku sayang, aku bakal lakukan apapun buat kamu dan calon anak-anak kita," balasnya.
"Maaf kalau selama ini aku belum bisa jadi istri yang baik. Masih suka ngomel nggak jelas. Aku beruntung dapat suami sesabar kamu," ujarku tulus.
Mas Chandra memelukku dari samping.
"Kita udah ditakdirkan menjadi satu. Apapun ujiannya, kita pasti bisa melalui itu. Aku yang beruntung mendapat istri sepengertian kamu. Cuma kamu yang bisa ngertiin keadaan aku. Kamu dulu mungkin bisa langsung menolakku dengan tegas, tapi kamu mencoba mempertimbangkan lagi, mencoba memberiku kesempatan lagi," balasnya.
"Karena kamu pantas mendapatkan kesempatan kedua. Entah jadi apa diriku kalau nggak ketemu kamu lagi," ujarku.
"Udah ahh jangan sedih terus. Kamu tuh harus bahagia terus biar anak-anak kita juga ikut bahagia," balasnya.
Kami pun melanjutkan aktivitas jalan-jalan yang sempat tertunda.
***
"Mas.....perutku kok sakit banget ya," keluhku.
Tiga minggu berlalu dengan cepat. Dan aku sedari tadi merasakan sakit di bagian perutku.
"Ke Rumah Sakit sekarang aja ya," ajak Mas Chandra.
![](https://img.wattpad.com/cover/235749161-288-k676080.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Simpul Mati 2
Ficción GeneralCinta Orang bilang cinta itu indah, penuh suka cita, membuat siapapun yang merasakannya akan melakukan apapun demi cinta mereka. Namun terkadang, mereka tak menyadari adanya kepalsuan dalam cinta. Sejatinya kita tak pernah tahu apa yang sedang ora...