41. Jawaban

101 12 0
                                    

Suatu hubungan itu yang penting kepercayaan

~Vyandra - NavyaChandra~


Happy Reading

Aku harus gimana? Pilihannya hanya dua, tolak atau terima. Karena aku juga nggak mau menggantung hubungan kami terlalu lama. Tapi aku juga nggak menyangka kalau Mas Chandra akan menanyakan sekarang dan di depan teman-teman pula.

"Nav, aku tahu kamu masih ragu denganku. Tapi perlu kamu tahu, sejahat dan sebrengsek apapun aku dulu sama kamu, aku nggak akan main-main untuk masalah pernikahan. Aku serius sama kamu, aku udah pernah kehilangan kamu dan aku nggak mau kehilangan kamu lagi untuk kesekian kalinya. Tapi aku juga nggak mau memaksa kamu. Kalau kamu memang butuh waktu lagi, atau langsung menolakku, aku siap. Aku sadar diri Nav," ujar Mas Chandra.

"Mas, bisa kita bicara berdua?" tanyaku pelan.

Mas Chandra mengangguk dan aku dibawa ke tempat yang lumayan sepi. Jujur aku butuh privasi sebelum menjawab.

"Kamu nggak nyaman bicara di depan teman-teman?" tanyanya.

"Bukannya nggak nyaman, aku cuma butuh privasi aja. Aku mau mengeluarkan apa yang aku rasakan selama ini," jawabku.

"Silahkan,"

Aku menghela nafas sejenak sebelum bicara.

"Aku memang pernah sakit hati sama kamu, pernah kecewa banget sama kamu, tapi jujur aku berusaha nggak mendendam. Ya mungkin kelakuan kamu itu juga ada faktor dariku. Dulu aku yang nggak peka dengan apa yang kamu rasa. Aku kira kita memang harus saling menjauh, tapi saat itu kamu malah inginnya kita bertemu. Memang cara kamu membalasku itu salah. Aku minta maaf.......," jelasku yang dipotong olehnya.

"Kamu nggak salah. Semua yang terjadi, dominan salah aku Nav," ujarnya.

"Kamu juga tahu kalau aku paling nggak suka kebohongan dan dibuat kecewa. Jadi, kalau aku mendapat dua hal itu, yaudah kamu tahu sendiri apa yang menjadi konsekuensinya. Gimana ya Mas, saat aku bertemu Mas Hendra di Malang dulu, aku merasa kita memang akan segera bertemu padahal saat itu luka yang aku rasa belum sepenuhnya sembuh. Aku memang udah melihat keseriusan kamu selama kita kerja bersama. Kamu jauh lebih baik dari Chandra yang aku kenal dulu," ujarku.

"Kamu berusaha meyakinkan aku. Kamu berusaha memantaskan diri. Dan asal kamu tahu, aku juga melakukan hal yang sama. Aku meminta sama Allah diberikan yang terbaik dan nggak tahu kenapa semua mimpiku selalu menjurus ke kamu. Aku melakukan saran yang dibilang Dini untuk meminta di sepertiga malam. Keraguanku sama kamu juga berangsur-angsur menghilang. Cuma ada ketakutan kalau kita bermasalah lagi.....," lanjutku.

"Suatu hubungan itu yang penting kepercayaan. Aku percaya sama kamu, jadi bisa kamu percaya lagi sama aku?" tanyanya.

"Bicara tentang kepercayaan, dari dulu aku selalu percaya sama kamu. Makanya saat kamu mainin aku, aku nggak bisa peka karena rasa percaya itu kuat. Aku nggak tahu kalau kamu berkhianat di belakangku," jawabku.

"Jadi? Apa jawaban kamu? Apa kamu perlu waktu lagi?" tanyanya.

"Beruntun banget ya pertanyaannya?" candaku.

Kami sama-sama terkekeh supaya lebih rileks.

"Bisa aja bercandanya," balasnya.

"Ya yaudah," ujarku.

"Yaudah apa?" tanyanya.

"Besok sampai hari Minggu, kamu ada acara nggak?" tanyaku balik.

Mas Chandra menggeleng.

Cinta Simpul Mati 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang