33. Kue atau Bubur (?)

123 10 0
                                    

Cukup masaknya dengan kasih sayang

~Chandra, si cowok nggak peka~



Happy Reading

Pagi datang dan aku semangat untuk menantinya. Menanti sang mentari menunjukkan dirinya dan menyinari dunia.

Entah kenapa aku begitu semangat hari ini. Sedari tadi aku menunggu kedatangan seseorang yang sukses merobohkan dinding pertahananku. Waktu seakan berputar sangat lambat. Kapan dia akan kesini? Apa dia lupa dengan janjinya semalam? Aku mencoba menerka-nerka apa yang terjadi.

"Nav, kamu beneran nggak apa-apa Mama tinggal?" tanya Mama.

"Iya Ma, nggak apa-apa Mama catering aja. Nanti Papa pas istirahat juga kesini kan? Sama Kaka katanya selesai kuliah mau kesini, Nav berani kok sendiri," jawabku.

"Kamu kayaknya semangat banget sih? Ada apa sih sayang?" tanya Mama penasaran.

"Nggak ada apa-apa Mama sayang, udah deh Mama berangkat aja," elakku.

Setelah Mama pergi, tiba-tiba ada yang mengetuk pintuku. Ahh itu pasti dia.

"Masuk," ujarku.

Tapi keinginanku harus ditunda dulu, karena yang datang adalah Mas Pram. Padahal aku menginginkan Chandra Abimanyu yang datang.

Ya orang yang aku tunggu-tunggu tak lain tak bukan adalah Mas Chandra.

"Mas Pram,"

"Pagi Navya, maaf ya kesini tapi nggak kasih kabar dulu," ujar Mas Pram.

Aku tersenyum dan berusaha menyembunyikan kekecewaan. Nggak baik juga menolak kedatangan tamu yang bertujuan menjengukku.

"Nggak apa-apa Mas. Btw kok Mas Pram tahu aku dirawat? Padahal nggak ada yang tahu selain keluarga sama....,"

"Mas Chandra ya yang kasih tahu?" tanyaku.

Mas Pram tersenyum, "Iya, semalam Chandra ke rumah mau ketemu Bapak, terus cerita tentang kamu yang masuk Rumah Sakit," balas Mas Pram.

Iya aku ingat kalau Pak Rozak alias Bapaknya Mas Pram yang menolong Mas Chandra saat lagi terpuruk. Pak Rozak yang berjasa mengubah Mas Chandra menjadi lebih baik.

"Oh, gitu. Emang kamu lagi nggak ada kerjaan ya?" tanyaku.

"Kan ini weekend Nav. Ya kali aku kerja mulu," ujarnya sambil terkekeh.

"Hehehehe, iya juga ya," balasku.

Ini Mas Chandra kemana sih kok nggak datang?

"Nav, aku bawain kue kesukaan kamu," ujar Mas Pram.

Memang Mas Pram tuh tahu kue apa yang aku suka dan nggak bahaya untuk lambungku.

"Makasih Mas. Kamu emang paling tahu deh apa yang aku suka," balasku berusaha membuat Mas Pram senang.

"Bisa aja sih. Eh iya Nav, aku mau curhat sama kamu nih. Mau nggak dengerin?" tanya Mas Pram.

Nggak biasanya Mas Pram terlihat gelisah saat mau curhat atau mengutarakan sesuatu.

"Mau curhat apa Mas?" tanyaku balik.

Belum sempat Mas Pram bicara, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu. Ternyata dia yang dari tadi aku tunggu.

"Mas Chandra,"

"Chandra,"

Panggilku bersamaan dengan Mas Pram.

Cinta Simpul Mati 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang