50. Cinta Simpul Mati (End)

254 13 0
                                    

Chandra tuh cintanya kayak simpul mati yang diikat kuat sama Navya sampai nggak bisa lepas




Happy Reading

Hari-hariku sekarang semakin berwarna. Keluarga kecilku dengan Mas Chandra semakin harmonis. Tak terasa usia anak-anakku sudah lima bulan. Kini mereka sudah bisa tengkurap dan semakin menggemaskan.

"Bun ambilin sabunnya adek dong, ini habis," teriak Mas Chandra dari kamar mandi.

Saat ini suamiku itu sedang bergantian memandikan Abi dan Aya. Memang untuk urusan mandinya anak-anak di hari weekend diambil alih oleh Ayahnya.

"Bentar Mas Abi baru pakai celana ini," balasku.

"Tadi kenapa nggak siapin dulu sih Yah, kasihan tuh dek Aya kedinginan," ujarku.

"Ya maaf Bun,"

"Nahh anak-anak Bunda udah ganteng sama cantik. Sekarang siap jalan-jalannya sama Ayah," ujarku.

Meski anak-anak belum paham dengan ucapan kita, seenggaknya kita juga harus aktif mengajaknya bicara.

"Udah siap Bun?" tanya Mas Chandra.

"Udah dong Ayah. Yuk," balasku.

Pagi ini kami berniat untuk berkunjung ke rumah orangtuaku. Karena sudah terjadwal kalau hari Sabtu berkunjung ke rumah orangtua Mas Chandra dan Minggunya ke rumah orangtuaku. Biar adil aja. Hehehehe

Selama ini pula aku mengurus anak-anakku sendiri. Ya memang terkadang Mama atau Ibu mertuaku sering berkunjung ke rumah dan membantu mengurus dua buah hatiku ini.

"Assalamualaikum Eyang 2A datang," salamku.

Di keluarga besar, anak-anakku ini disebut 2A, yaitu singkatan dari Abi dan Aya. Meski nama Aya sendiri cuma nama panggilan karena nama aslinya Cahaya.

"Waalaikumasalam, ya ampun Eyang kangen banget sama kalian," ujar Mama sambil mengusel Aya yang ada di gendongan ku dan Abi di gendongan Ayahnya.

Kemudian kami masuk rumah dan ternyata di dalam sudah ada Papa dan Kaka. Oh ya satu lagi perempuan yang sudah nggak asing untukku yaitu pacarnya Kaka.

"Lohh Cantika, udah lama dek?" tanyaku.

"Baru aja kok Kak," jawabnya.

Kami berdua memang sudah dekat. Cantika anaknya baik dan bisa mengimbangi sifat-sifatnya adikku.

"Ohh ya Ma, besok malam kita titip anak-anak bisa? Aku mau nemenin Mas Chandra ke acara anniversary kantor. Soalnya Bapak sama Ibu hari ini berangkat ke Mojokerto buat kondangan juga," ujarku.

"Mama siap kapan aja Nav. Memangnya acaranya jam berapa?" tanya Mama.

"Jam tujuh malam Ma," jawabku.

"Yaudah kamu titipkan anak-anak disini aja sekalian nanti kalian tidur sini. Kasihan Abi sama Aya kalau dibawa pulang malam-malam," timpal Papa.

"Niatnya juga gitu sih Pa, besoknya biar Chandra berangkat kerja dari sini sekalian," balas Mas Chandra.

"Kalian tuh harusnya sering pergi berdua tanpa anak-anak. Bukan apa-apa, ya buat refreshing aja. Kita siap kok mengasuh anak-anak kalian untuk beberapa jam," canda Mama.

"Gimana mau refreshing, akhir bulan tuh Ayahnya anak-anak pasti sibuk sampai lembur. Kemarin lusa aja sampai nggak pulang Ma," balasku menyindir Mas Chandra.

"Tapi kerja kan? Nggak aneh-aneh di luar sana?" tanya Papa penuh selidik.

"Sumpah Pa, Chandra tuh kerja. Nggak ada waktu buat mikirin kayak gitu. Chandra tuh cintanya kayak simpul mati yang diikat kuat sama Navya sampai nggak bisa lepas," jawab Mas Chandra.

Cinta Simpul Mati 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang