2. Hari Bersamanya

167 10 2
                                    


Happy Reading

Hari-hari ku sekarang semakin berwarna setelah aku resmi menyandang status pacar Mas Chandra lagi. Kami berdua semakin dekat, hanya saja kami masih enggan untuk mempublish hubungan kami. Bukan apa-apa, aku masih terlalu sungkan untuk mengumbar hubunganku dan Mas Chandra tengah mempersiapkan pemilu untuk Presiden BEM Fakultas. Takutnya aku dikira panjat sosial karena berpacaran dengan calon Presiden BEM Fakultas.

"Sayang, besok jangan lupa datang rapat lho ya," ujar Mas Chandra.

Saat ini kami tengah video call. Memang kalau di kampus orang pada tahunya aku dan Mas Chandra itu satu SMA dan pernah dekat, tetapi di luar kampus Mas Chandra berlaku sebagai pacar yang sweet banget. Saking sweetnya, setiap malam kita selalu video call. Dasar aneh, untung aku sayang banget. Hehehehe

"Iya ihh kamu udah ingetin aku berkali-kali lho, tenang aja kalau aku nggak datang, siapa yang bakal buat notulennya? Emang kamu mau gantiin aku buat notulen?" balasku.

"Boleh aja asal ada bayarannya ya," balasnya.

Untuk acara Pemilu Presiden BEM Fakultas, aku berperan sebagai sekretaris. Maka dari itu aku wajib datang untuk mencatat hasil rapat dan membuat notulen. Itu kan tugas pokok seorang sekretaris dalam suatu rapat.

"Sekretaris idamanku deh," ujar Mas Chandra.

"Bisa aja sih mujinya, jangan-jangan ada apa-apanya ini. Hayooo ngaku deh," ujarku penuh selidik.

Biasanya pacarku ini ada maunya kalau bersikap manis kayak gini. Pleaseee jangan mikir macam-macam dulu, Mas Chandra paling cuma minta ditemenin pergi ke suatu tempat, kayak ke mall untuk ngedate atau hanya ke taman untuk refreshing pikiran. Atau dia sedang butuh sesuatu dan wajib ada aku. Entahlah memang aneh pacarku itu. Hahahahahaha

"Hahahaha tahu aja sih pacarku ini," balas Mas Chandra.

"Mas aku kenal kamu udah bertahun-tahun, apa sih yang nggak aku tahu tentang kamu? Kamu mau apa? Katakan sekarang, nggak usah kode deh. Kita nggak lagi pramuka ini," tanyaku to the point.

"Besok setelah rapat BEM Fakultas, lanjut ada rapat BEM Universitas. Harusnya yang datang aku sama Gendhis secara dia calon wakilku,  tapi dia ada janjian sama dosennya. Jadi kamu aja yang ikut ya," jelas Mas Chandra.

Nahh kan sudah kuduga. Sebenarnya simpel sih permintaan pacarku ini. Tapi pakai kode-kode segala.

"Iyaa, aku temenin deh. Tapi ada syaratnya lho," ujarku.

Mas Chandra mengernyitkan dahi, "Apa sih sayang? Kalau aku bisa kasih, pasti aku kasih,"

"Simpel sih, aku minta jemput boleh? Motorku mau dipakai Mama sorenya. Takutnya aku nanti pulang telat kasihan Mama nunggu lama, tapi kalau nggak bisa nggak apa-apa sih, aku bisa minta anter Papa aja atau naik ojek online,," balasku.

"Jangannn, biar aku jemput aja. Besok kamu kelas pagi kan?"

Aku mengangguk

"Aku juga kelas pagi kok, udah besok kamu siap-siap aja aku jemput dan aku antar pulangnya," ujar Mas Chandra.

"Beneran Mas? Nggak ngerepotin kan?" tanyaku memastikan.

Aku hanya merasa tak enak saat merepotkan seseorang untuk kepentinganku sendiri. Meski itu pacar atau keluargaku sendiri. Prinsipku adalah kalau sesuatu bisa kita lakukan sendiri, kenapa harus bergantung sama orang lain.

"Kamu anggap aku apa sih? Sampe merasa nggak enak seperti itu?" tanya Mas Chandra dengan nada tersinggung.

"Iyaa deh aku nurut kamu aja, jangan marah gitu dong sayangkuuu," rayuku.

Cinta Simpul Mati 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang