40. Reuni

110 9 0
                                    

Nikah nggak asal kan? Semua penuh perhitungan. Yang penting kita sudah berkomitmen.


Happy Reading

Reuni adalah ajang dimana kita kembali berjumpa dengan teman-teman yang sudah lama berpisah. Kembali mengenang masa-masa yang pernah kita lalui bersama dalam suka maupun duka.

Hari ini akan ada reuni anggota BEM Universitas mulai dari angkatan Mas Pram sampai angkatanku. Tempatnya pun tidak di kampus, karena ini reuni yang bersifat non formal. Kami menyewa villa di daerah Malang.

Momen ini sangat langka dapat terjadi mengingat kesibukan masing-masing dari kami. Beruntung ada dua tanggal merah secara berurutan dalam minggu ini. Bayangkan tanggal merahnya jatuh di hari Kamis dan Jumat, sedangkan Sabtu dan Minggu memang hari libur kerja. Benar-benar long weekend kan? Hehehehe

Hari Rabu sore kami bersama-sama berangkat ke Malang dengan menggunakan transportasi bis. Biar tambah seru aja kalau berangkatnya ramai-ramai seperti ini.

"Boleh dong aku duduk sini?" tanya seseorang.

"Tenang aja nggak ada Gendhis kok," lanjutnya.

"Apaan sih, kalaupun ada Gendhis, dia pasti duduk sama suaminya lah. Ngapain duduk sama kamu. Dan emang kenapa kalau ada Gendhis?" balasku.

Tebak siapa orang yang sedang bicara denganku ini?

Kalau kalian menebak itu Mas Chandra, kalian benar. Yeeeee

Memang Gendhis tidak ikut karena kehamilannya yang semakin besar dan sudah menginjak usia 6 bulan. Alhasil hanya Mas Ridhan yang ikut karena memang diajak.

Mas Chandra duduk di sebelahku.

"Nav, udah nggak malu-malu ya," celetuk Dini yang kini duduk dengan Indah.

Kebetulan satu minggu ini Dini sedang berada di Surabaya. Jadi, ikut berangkat dari Surabaya.

"Lohh Navya kok sama Mas Chandra?" tanya Haris.

"Emang kenapa? Nggak boleh? Kamu cemburu?" tanya balik Mas Chandra dengan ketus.

Aku hanya terkekeh mendengar perdebatan mereka. Nggak asing lagi kalau dengar Haris cemburu karena dia pernah mengutarakan perasaannya kepadaku dulu. Dulu saat aku masuh terpuruk karena cinta. Hehehehe

"Sans aja Mas Chan, aku udah punya calon kok," balas Haris.

"Widihhhh siap-siap sebar undangan nih," ujarku.

"Terus kamu kapan sebar undangan?" timpal Mas Chandra.

Duhh ini orang minta dicakar apa gimana sih? Malah balik nyerang aku, harusnya dia kan bantu aku. Huffftttt

"Lohh belum pesan undangan Mas?" goda Dini.

Otomatis aku dan Mas Chandra langsung diam. Nahh lhoo kemakan omongan sendiri nih. Makanya jadi orang jangan suka mancing-mancing sendiri. Wkwkwk

"Mas Pram, Dini nakal nih," celetukku.

Mas Pram hanya geleng-geleng saja sambil terkekeh.

Semua yang di bis terlihat bingung dengan apa yang terjadi antara diriku, Mas Chandra, Mas Pram, dan Dini. Biarlah mereka memecahkan rasa kepo yang makin menjadi-jadi.

Aku dan Mas Chandra memang sepakat mulai dari berteman lagi sambil memantapkan hati untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius. Nikah nggak asal kan? Semua penuh perhitungan. Yang penting kita sudah berkomitmen.

***

Di villa, kami menyusun banyak rencana. Tapi malam ini hanya akan diisi dengan ngobrol-ngobrol santai. Karena banyak yang ikut, maka kami menyewa dua villa. Satu untuk perempuan, dan yang lainnya untuk laki-laki.

Cinta Simpul Mati 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang