26. Chandra atau Abimanyu (?)

149 12 0
                                    

Aku nggak mau pekerjaan kita terganggu karena kamu sakit

~ChaBi~



Happy Reading

Akhir bulan adalah hari yang paling sibuk untuk Divisi Keuangan. Apalagi diriku yang menjadi sekretaris Manajer Keuangan. Berbagai macam laporan keuangan dari berbagai macam produksi aku yang membuat juga meneliti sebelum diserahkan ke Bapak Manajer.

Kalau sudah seperti ini rasanya kepala mau pecah dan otomatis maag akan kambuh karena jadwal makan yang tidak teratur. Seperti saat ini, sampai habis jam istirahat aku belum juga makan siang. Beruntung aku sudah mengantisipasi dengan siap berbagai macam snack dan roti untuk mengganjal perut.

"Nav, laporannya udah sampai mana?" tanya Mas Chandra yang tiba-tiba keluar dari ruangannya.

Aku terkejut karena sedang enak-enaknya menikmati biskuit. Mana air di botolku habis dan belum sempat isi lagi.

Uhukk uhukkkk uhukkkkk

"Hati-hati Nav, kebiasaan deh makan terus tersedak," omelnya sambil memberiku botol minum. Entah darimana dia mendapatkan air mineral itu.

Tanpa pikir panjang aku langsung menerima airnya. Setelah ku rasa lebih baik, aku jadi teringat dulu dia pernah sangat perhatian saat aku tersedak seperti ini. Ahhh kenapa jadi flashback mulu sih setiap bersinggungan dengannya.

"Makasih," ujarku tanpa menatapnya.

"Sama-sama," jawabnya.

Dan suasana pun menjadi sangat canggung. Kenapa dia terlihat salah tingkah?

"Tadi Pak Chandra tanya apa?" tanyaku.

Karena sepertinya tadi dia menanyakan sesuatu. Salah sendiri dia tanya mengejutkan dan pas denganku yang sedang mengunyah.

"Laporannya udah sampai mana? Kamu sih keasyikan makan sampai nggak tahu aku panggil, makan apa sih?" ujarnya.

"Maaf, kurang dikit kok. Ada apa Pak?" balasku.

"Tolong koreksi bahan meeting ini ya, kali aja ada yang mau kamu tambahi sebelum kita eksekusi nanti," ujarnya.

"Baik Pak,"

"Kamu udah makan belum?" tanyanya.

Ini kenapa dia tumben banyak bicara sih? Ada apa gerangan? Apakah dia habis menang lotre? Atau apa? Entahlah.

Aku menggeleng, "Nanggung laporannya tinggal dikit. Ini udah makan roti sama biskuit kok," balasku.

"Masuk ke ruangan saya sekarang!!" titahnya.

"Tapi Pak, laporannya kurang dikit," elakku.

"Sekarang Nav!!" perintahnya lagi dengan nada tegas.

"Baik Pak," jawabku malas.

Mau tak mau aku berdiri dan masuk ke ruangannya.

"Duduk di sofa aja," suruhnya.

Aku hanya menurut saja tanpa membantah.

Dia mengambil rantang makanan dengan dua piring dan meletakkan di hadapanku. Masih aku perhatikan gerak geriknya membuka rantang itu.

"Bantu makan ya," ujarnya sambil menaruh nasi di salah satu piring.

Ahh baru aku ingat kalau tadi Gendhis datang dan membawa rantang ini.

"Tapi kan ini makanan buat Bapak. Nanti saya bisa cari makan sendiri," ujarku berusaha menolak.

"Udah ini aja. Tadi Gendhis bawa agak banyak dan aku juga belum makan. Kamu nggak mau kan kalau maag kamu kambuh?" ujarnya.

Cinta Simpul Mati 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang