14. OSPEK Bikin Melting

109 8 0
                                    

Cinta, ego, dan sakit hati menyatu di dalam hidupku saat ini

~Navya~




Happy Reading

Hari berlalu dengan sangat cepat. Tidak terasa semester 3 sudah di depan mata. Hari ini aku menerima hasil nilai selama semester 2. Alhamdulillah IPK ku semakin meningkat dari semester 1 lalu. Hari ini pula, BEM Universitas akan mengadakan rapat untuk membahas OSPEK yang akan dilaksanakan satu bulan lagi. Disini aku didapuk menjadi sekretaris bersama partner ku yaitu Mbak Fira.

Persiapan demi persiapan telah kami cicil sedikit demi sedikit. Proposal sudah masuk ke jajaran kampus dan tinggal menunggu dana keluar. Pemateri yang akan mengisi di OSPEK nanti juga sudah dirancang dan tinggal konfirmasi ulang. Kesekretariatan hampir beres, hanya saja kami masih menunggu jumlah fix mahasiswa baru tahun ini.

"Nav, surat buat jajaran rektorat gimana? Udah selesai belum?" tanya Chandra.

Untuk kali ini kami kembali melunak karena dia diberi amanah sebagai humas acara. Dan otomatis tentang penyebaran surat-surat, kami selalu berkoordinasi.

"Sedikit lagi beres. Kamu cek yang udah siap, siapa tahu ada yang kurang atau salah," balasku.

Kalau seperti ini seperti tak ada masalah di antara kami. Jadi kangen masa-masa saat aku dan dirinya sedang menyiapkan suatu acara dulu. Ingin rasanya aku kembali ke masa dimana kami masih baik-baik saja. Duhh kenapa jadi melow kayak gini sih?

"Kenapa?" tanyanya membuyarkan lamunanku. Ternyata sedari tadi dia menyadari kalau aku sedang melamun.

Aku menggeleng, "Udah lengkap semua?" tanyaku dengan suara serak. Berusaha menutupi kesedihanku.

Chandra mengangguk dan setelah itu hanya ada kecanggungan di antara kami. Rasanya aku ingin mengatakan kalau aku ingin kami kembali seperti dulu. Tapi ego ku mengalahkan semuanya. Jujur aku masih sakit hati dengan perlakuannya. Cinta, ego, dan sakit hati menyatu di dalam hidupku saat ini.

"Nav, proposal ada revisi nggak?" tanya Mas Pram yang tiba-tiba datang.

"Nggak ada kok Mas. Tinggal tunggu dananya keluar," jawabku.

Setelah acara duet ku dan Chandra di Dies Natalis dulu, Mas Pram seperti menjaga jarak denganku. Entah ada apa dengan dirinya.

"Ndra, tadi aku lihat Pak Rektor ada di ruangannya. Sekalian aja kamu kasih sana. Katanya satu jam lagi beliau ada rapat," ujar Mas Pram kepada Chandra.

Chandra mengangguk dan langsung pergi gitu aja. Kemudian Mas Pram mendekatiku dan menatapku intens. Aku yang ditatap seperti itu merasa salah tingkah.

"Trauma kamu apa ada hubungannya dengan Chandra?" tanyanya.

Duhh itu lagi itu lagi

"Kenapa kamu tanya kayak gitu?" tanyaku balik.

"Aku lihat tatapan kamu ke Chandra sama ke aku itu beda banget. Aku lihat beberapa kali kamu menatap Chandra seperti sedang menatap orang yang kamu sayang," jelas Mas Pram.

Aku menghela nafas, "Aku nggak ada hubungan apapun dengannya,"

"Tapi pernah ada?"

Mau tak mau aku mengangguk. Untuk apa menutupinya lagi.

"Tapi jangan ada yang tahu selain kamu Mas," ujarku.

"Kenapa?"

"Aku nggak mau mengungkit masa laluku lagi. Kamu udah tahu tentang trauma ku dengan mantanku itu. Dan dia adalah Chandra Abimanyu," jawabku.

Cinta Simpul Mati 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang