♥44♥

12 6 0
                                    

Langkah kaki pelan terdengar di lorong lorong kampus,meskipun sedikit tak bergeming namun pantulan dari lantai begitu nyaring.

Tuk.Tuk.Tuk

Begitulah bunyinya.

Bukan lagu ye!~thor

Pria jangkung ini kini sudah berada di kelas jurusan kimia.

Ia menatap sekilas dari jandela kelas ini,ia melihat pujaan hatinya yang tengah fokus mendengarkan ucapan sang dosen,yaitu om nya sendiri.
Ia tersenyum melihat sang pujaan hati.

Lalu ia mengetuk pintu perlahan,dibukanya dari dalam dan menampakkan seseorang yang tak asing baginya.

"Ada apa marchel?",tanya Rio

"Boleh ga pinjem Zahra bentar?",ijin marchel pada Rio

Nampak Rio berfikir sejenak,

"Mau apa memang?",

"Ehmm..,hanya ingin mengisi kekosongan hati saja",

Rio sempat terbelalak bukan kaget,hanya saja terbilang aneh.

"Maaf,Zahra sedang belajar.jadi nanti saja jika istirahat tiba",

Rio sempat masuk namun di cekal oleh marchel.

"Om kaya belum pernah muda aja",ledek marchel tanpa ekspresi.

"Om memang pernah muda,cuma kalo masalah cinta om juga bisa jaga batas",ketus Rio.

"Jangan bilang om suka sama Zahra?",

Seketika Rio terbelalak kaget,nampak mukanya yang kikuk tak karuan

"Ya kan?",tanya marchel semakin menekan kan

"Siapa bilang?om tidak menyukai kekasih keponakan om sendiri",tepis Rio seraya membuang pandangannya

"Kalo om ga suka,harusnya om bisa ngerti marchel",ucap marchel

"Maksud kamu?",

"Om harus ijinin marchel berbicara sama Zahra sebentar,kalo om ga ngijinin,yang pertama Zahra ga akan jadi asistennya om lagi dan yang ke dua jika om ga ngijinin marchel ketemu Sama Zahra,marchel anggap om suka sama Zahra",

"Baiklah baiklah!kamu ini bisanya  menekan orang,om panggilkan pujaan hatimu dulu!",Rio menyerah dan ia mulai masuk ke kelas.

Yes!jebakan gue berhasil juga.om Rio itu terlalu baik,yaa walaupun sifatnya agak sama sama gue,tapi lebih pro gue ya kan~mrchl.

♥♦♥

"Axel!",seru seseorang dari bawah karena ia kelelahan memanggil manggil nama lelaki itu,

Berpuluh kali Ridha memanggil Axel namun tak pernah ia gubris.

Axel terus saja memperhatikan seorang dosen dari balik jendela,meskipun ia tau kalau akibatnya akan sangat fatal

Ridha sangat menyayangi Axel sebagai kaka,ia tak mau Axel terkena hukuman.

Axel tetap kekeuh jika dibilangnya salah satu dosen disini telah melakukan pembunuhan di sekitar perumahannya tadi malam.

Sepertinya ia mulai gila dengan hoby detektifnya itu,fikir Ridha.

"Eh onta!monyet!kuda!apalah!gue bilang turun ga!",teriak Ridha sekali lagi.

"Akang kendang,kalo gue bilang turun ya turun yaa",ledek Axel dari atas.

"AXEL!!!!!!",

Skenario Cinta 3(END)Where stories live. Discover now