♥56♥

19 5 0
                                    

"Jadi gimana Naz?enak kan?"tanya Kevin pada nazwa yang tengah makan bakso yang ia traktir padanya.

Nazwa mengangguk kikuk,pasalnya malas sekali menemani Kevin jika Kevin bukan dosen.

"Pak,masih lama ga?saya ada perlu",izin nazwa pada Kevin

"Perlu apa?"

"Ada sesuatu deh pokoknya"

Nampak Kevin sedikit berfikir,

"Yasudah.mungkin lebih penting ya?"

Nazwa mengangguk mengiyakan.

"Haha baiklah baiklah..saya bayar dulu ya"

~~

"Ehhh ada si ganteng kalem.."puji Narsih pada pemuda di hadapannya.

"Si cantik bisa aja"balas pemuda itu dengan senyuman lebar.

Bi Narsih memang sudah akrab sekali dengan pemuda sayang satu ini.ia bahkan menganggap si pemuda ini sebagai anaknya sendiri.

"Mau pesan apa sayang?",tanya Narsih bak ibu pada anaknya.

"Biasalah bi",jawabnya lalu ia duduk tak jauh dari tempat Bu Narsih memasak.

"Nihh..,teh hangat sama goreng kentang nya"

Narsih menyuguhkan pesanan yang sudah menjadi makanan favoritnya.

"Makasih ya bi",

"Oh iya,itu non nazwa sama pak Kevin ya?",tanya bi Narsih lalu seketika pemuda itu menoleh ke arah bisa Narsih menunjukkan.

Tatapan itu tak lepas hingga mereka berdua pergi.

♥♦♥

Dirumah,Gilang dan Meysa tengah berisitirahat dari lelahnya kuliah.

"Yang tolong ambilin minum ih di kulkas"pinta Meysa pada Gilang yang sudah mengubah panggilan khas nya dengan sebutan "Yank",begitupula dengan Gilang.

Gilang berjalan menuju dapur,dan membuka pintu freezer itu,lalu mengambil sebotol minuman dingin yang terlihat menggiurkan disaat kondisi seperti ini.

Lalu Gilang kembali ke ruang utama di mana Meysa berada.

"Nih,buat istriku tercinta",ucap Gilang seraya menyodorkan minuman yang sudah ia Bukakab untuk Meysa.

"Makasih suamikuuuu",ucap Meysa dengan nada imutnya

"Cama camaa"

Mereka pun meneguk minumannya Sampai habis setengahnya.

"Sayang,tadi di kampus yang namanya nyebilin banget..."cerita Meysa

"Siapa yang nyebelin?"tanya Gilang yang tertarik dengan apa yang di ucapkan Meysa.

"Ya siapa lagi kalo bukan Bu Pelangi"

"Emang ada apa lagi sama dia?"

"Ih tau ya.aku kan janjian sama nazwa di taman.trus tiba tiba Bu pelangi wa katanya ekhem "Meysa,bisa ga kamu kerjain tugas yang ibu kasih kemarin?soalnya Naura ga bakal bisa,ibu tau kamu bisa kok,nanti jam 2 ibu susul kamu di depan kampus ya", tuh belum aku jawab dia udah bilang aku pasti bisa.yakali aku kan waktunya ga seluang itu dan ga segampang itu.jadi terpaksa aku batalin janjian aku sama nazwa,marah marah dia.ehhh pas giliran aku ngasih tugas sama Bu pelangi,dia cuma pergi aja gitu,bilang makasih kek apa kek aku kan bukan bangkek!kesel deh..",

Gilang sedikit pusing dengan alur Meysa yang terbilang cukup panjang.

Memang wanita,tidak ada yang tidak lember.fikirnya.

"Trus udah gitu apa?"tanya Gilang

"Ya aku kesel lah!banget malah!nama aja pelangi!tapi sikap kayak awan cumulonimbus"jawab Meysa dengan memanyunkan bibirnya.

"Ehh,namanya juga dosen.pasti sifatnya beragam ragam.dan mau dia kaya gimana pun kamu harus tetap hargai.jangan kaya gitu lagi ya..",

Gilang mencolek hidung Meysa.

"Ahhh,tapi kan aku kesel..."Meysa memeluk Gilang dari samping,Gilang hanya mengelus elus puncak kepala Meysa.

"Eum,gimana kalo kita jalan jalan biar ilangin rasa kesel kamu?"tawar Gilang

"Oh iya boleh tuh!kita beli peralatan bayi!", setuju Meysa

"Loh emang kamu hamil?"

"Belum sih,tapi gatau kenapa dari kemarin tuh aku pengen beli aja peralatan bayi gitu."

"Ouh"

"Ayolah sayang...plis....ayo...",

Meysa memohon dengan menggoyang goyangkan tangan Gilang.

"Yaudah,apa sih yang aku gamau...."goda Gilang

"Oh,bi Euis gimana?udah pulang dari pasarnya?takutnya rumah kecolongan ntar"

"Biarlah,nanti aku chat dia"

"Hm yaudah yuk!",

Mereka pun berangkat menggunakan mobil pribadi Gilang.


Skenario Cinta 3(END)Where stories live. Discover now