♥65♥

16 8 0
                                    

Kini nazwa dan Zidan tengah melepas letih nya berdiri seharian di pelaminan.mereka merebahkan diri di ranjang,berbeda dengan Puri yang hanya  melarang Andy untuk tak menyentuhnya,nazwa memberi perbatasan dengan bantal guling di antara mereka.

Zidan tak bisa menolak,karena prediksi sebelumnya jika ia fikir akan seperti ini,jadi ya mau tidak mau ia harus terima.

Dengan pelan pelan Firza dan putri masuk ke dalam kamar pengantin  baru.

Betapa terkejutnya mereka melihat pemandangan yang sangat tak bijaksana seperti ini.

"Liat kan,ga Puri ga nazwa kenapa mereka slalu sama?kasian kan suaminya"ucap putri seraya geleng geleng.

"Iya,aku juga bingung sayang.eumh,aku ada ide,gimana kalo kita ambil gulingnya.masa iya pengantin baru jauh ajuhan kayak gini"ucap Firza penuh makna.

"Asiikk,bagus juga ide kamu!"puji putri dan mereka pun mulai memainkan aksinya.

"Trus ini kemanain guling nya?"tanya putri seraya berbisik bisik.

"Taro aja di kursi itu"titah firza.saat menaruh,mereka melihat nazwa membalikkan badan dan memeluk Zidan.

Putri dan Firza membungkam mulutnya tak percaya.

Lalu mereka keluar dengan tertawa tawa senang.

♥♦♥

"Pur,Lo gak mau makan dulu?atau mandi dulu?"tanya Andy yang heran melihat Puri langsung menaiki tangga menuju kamar mereka,sedangkan andy membuntuti di belakangnya.

"Ngga,gue cape.kalo gue bau Lo tinggal tidur ajaa di sofa"jawabnya.

Andy tak menghiraukan ucapan Puri.ia hanya terus mengekor.

Andy merasa was was saat Puri memegang keningnya,dan kalau memegang penyangga tangga.

"Kalo Lo sakit kita ke dokter aja"ucap Andy khawatir seraya memegang tangan Puri.

"Nggak nggak,gue gapapa",

Puri terus menolak,seakan akan dirinya baik baik saja.tangga terakhir hampir ia pijak,namun ia terpeleset.untung dengan sigap Andy menahan Puri.

"Dibilangin bandel banget sih Lo",Andy pun menggendong Puri menuju kamar.

♥♦♥

Hari di mulai sepeti biasa.

Meysa kini tengah duduk di sofa bagian ruang tamu.

Ia dan Gilang memutuskan untuk ijin libur kuliah,karena kondisi Meysa yang sakit mendadak.

"Mau ke dokter aja sayang?takutnya ada apa apa"bujuk Gilang pada istri tercintanya itu.

"Ntaran ah,aku lagi....,huwekkk..huwekkk..."Meysa ngibrit lagi ke kamar mandi,sedangkan Gilang mengikuti dari belakang  dengan penuh cemas.

"Sayang??kamu gapapa??"tanya Gilang di balik pintu

"Iya gapapa,umhhh",jawabnya dari dalam.lalu tak lama Meysa keluar.

"Kata aku juga apa,sekarang kita ke klinik ya"ucap Gilang dan Meysa mengangguk

"Sebentar,aku ambil jaket kamu dulu",

Setelah selesai,akhirnya Gilang membawa Meysa ke klinik terdekat.

~~

"Jadi gimana dok?ada apa dengan istri saya?"tanya Gilang to the point pada dokter di hadapannya,dan meysa yang terduduk lemas di sebelahnya

"Alhamdulillah,selamat ya pak.bapak dan ibu tengah di karuniai momongan"ucap dokter itu dengan  tersenyum lebar.

Meysa dan Gilang yang mendengar itu sontak sangat berbunga bunga tiada Tara.

"Apa dok?saya punya anak?"tanya Gilang antusias,dan dokter itu mengangguk.

"Alhamdulillah sayang...",Gilang memeluk Meysa dan mengecup keningnya.

"Aku bakal jadi ayah sayang..."girang Gilang.

"Aku juga bakal jadi ibu",ucap Meysa dengan senyuman lebar.

Sungguh kebahagiaan yang haqiqi di ruangan itu.

Dan Gilang berfikir,ia akan memberitahu 4 orang tuanya.

Skenario Cinta 3(END)Where stories live. Discover now