FZ || Kelinci percobaan

1.1K 87 1
                                    

Keadaan koridor sekolah yang sepi membuat Calista leluasa dalam berjalan. Ini pukul sembilan tapi Calista sudah keluar kelas. Tidak, tidak untuk bolos atau istirahat, Calista di suru oleh bu Mita untuk memberikan beberapa buku milik anak IPS 4.

Sebenarnya Calista malas sekali tapi bagaimana lagi, jika guru sudah mengatakan, ya, kita sebagai murid hanya bisa menurut saja. Kadang Calista bingung dengan para guru yang menyurunya berbagai kegiatan dengan contoh mengambil absen di kantor, mengembalikan lembar-lembar kertas yang entah isinya apa ke ruang BK, memberikan buku kelas lain dan lain sebagainya. Memangnya tidak ada murid lain apa.

Kakinya memasuki kelas XI IPS 4 yang terdengar bising, saat di lihat tidak ada satu pun guru yang mengajar Calista baru tau apa alasannya kelas ini begitu ramai.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." jawab sebagian murid IPS 4.

"Ini buku dari Bu Mita." kata Calista pada salah satu siswa yang menghampirinya. Siswa itu mengambil alih buku di tangan Calista dan tersenyum kepada Calista.

"Bu Mitanya kemana, Lis?" Cristin bertanya.

"Di kelas gue. Bentar lagi juga masuk kelas lo." jawab Calista. Calista dan Cristin memang saling mengenal dan dapat di golongkan sebagai teman.

"Rayen! Ada Calista, nih!" Calista yang berposisi di ambang pintu dapat melihat jelas semua siswa siswi di dalam kelas IPS 4 ini. Salah satu siswa dengan seragam sekolah di keluarkan serta dua kancing teratas di biarkan terbuka itu menyeletuk dengan kencang membuat Calista menantap lelaki itu geram.

Lelaki bernama Rayen itu menonggak dengan mata mengantuk. Dirinya sedang tertidur lelap menyelami dunia mimpi yang indah, namun karena ulah temannya lah semua mimpi indahnya buyar, hilang tak beraturan.

Cristin menyolek lengan Calista, memberikan ekspresi wajah mengoda yang membuat Calista ingin menampar wajah Cristin.

"Hai, Lis." sapa Rayen dari mejanya. Calista hanya menanggapi seadanya.

Bola matanya kembali pada Cristin yang masih terlihat menyebalkan dengan wajah mengodanya itu, "Gue balik ke kelas lah!"

"Salting ya..."

"Apaan, sih!" kesal Calista.

"Samperin gih, masih sayang tuh dia sama lo." lagi, gadis laknat ini menggoda Calista lagi.

"Au, ah!" Calista pergi meninggalkan kelas IPS 4 dengan kesal. Cristin yang melihat itu tertawa puas karena telah berhasil menggoda temannya.

Tono, lelaki berantakan itu menepuk pundak Rayen kuat, "Lo, sih, bego! Cewe macem Calista lo tinggalin gitu aja!"

Calista memasuki kelas dengan wajah yang sedikit berbeda dari sebelumnya, gadis itu terlihat lebih kusut. Di dalam kelas tidak ada bu Mita padahal niat hatinya ingin melaporkan jika tugasnya sudah selesai.

Calista duduk di samping Wanda yang yang baru saja menyelesaikan catatannya lalu meletakan buku serta pulpennya di kolong meja. Wanda memperhatikan gestur wajah Calista, gadis itu merasa jika ada sesuatu yang terjadi saat Calista keluar kelas tadi.

"Kenapa?" Calista menoleh dan menemukan Wanda yang tengah menatapnya dengan satu tangan menopang kepalanya.

"Rayen."

"Kenapa sama Rayen?!" Ressy yang duduk di belakangnya berteriak membuat beberapa temannya termaksut Abib terlebih Ari yang menatapnya dengan sorot tajam. Lelaki gila belajar itu memang membenci kegaduhan.

Friend Zone [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang