Setelah melihat Tasya dan teman-temannya menyelesaikan masalah tentang rumor itu, Wanda dan Ressy masih diam di dekat lapangan dengan saling berpandangan. Keduanya tidak menyangka jika rumor itu sudah selesai dan dapat di pastikan jika Tasya sudah mengetahui siapa dalang dari penyebaran rumor ini.
"Gila ya, cepet banget ke bongkarnya." Wanda mengangguki ucapan Ressy yang seratus persen benar. Mereka menyelesaikan masalah kurang dari tiga puluh menit. Kekuatan Tasya dan teman-temannya memang tidak perlu di ragukan lagi.
Ressy memperhatikan lapangan sekolah yang sudah sepi karena Jupiter membubarkannya dengan begitu lantang.
"Yang bikin gue penasaran itu, apa motif sih pelaku?"
"Ya pasti karena dia benci Kak Tasya, apa lagi?"
"Kalo bener, bocah banget caranya sampe bayar orang."
"Lagian nih, ya, Res, kalo benci mah pasti semua cara di lakuin termaksud nyuruh orang dan sejenisnya."
"Tau, ah, Wan. Pusing kalo di pikirin. Tapi ga di pikirin kasian Calis-
"Eh, Anjim! Calista beneran di Bully!?" Wanda tiba-tiba memotong ucapan Ressy ketika ia baru menyadari jika pesan dari Alif tadi mengatakan jika Calista di bully.
Mata Ressy melotot menatap Wanda, "Bego! Terus gimana?!"
"Kekelas, ambil tas terus langsung ke rumah Calista, GC!" Wanda bangun terlebih dahulu di susul Ressy. Mereka berdua berjalan menyusuri koridor lantai satu dengan penuh ketergesahan.
Mereka dengan bodohnya melupakan Calista yang tidak terlihat sama sekali sejak pagi, bodoh!
"Astagfirullah!" Wanda dan Ressy kompak terkejut saat mereka hampir bertubrukan dengan Zio yang jalan paling depan.
Alif, Zio, Fikri dan Ari melotot menatap dua gadis di depannya saat ini. Mata Wanda tidak sengaja melihat tangan Alif yang memengangi tas miliknya.
"Dari mana aja lo berdua?!" tanya Zio menggunakan nada tinggi.
Ressy menggaruk lehernya yang tidak gatal, "Hehehe, dari lapangan."
"Nih - Ressy menonggak menatap Ari yang memberikan tas miliknya - Makasih."
Ressy baru sadar jika keempat lelaki di depannya sudah memakai tas mereka masing-masing.
"Cepetan!" Fikri menarik Wanda dan Ressy membuat tiga lelaki di belakang mengikuti gerakan mereka. Sampai di pakiran merek langsung mengambil motor masing-masing dengan Ari dan Alif yang membonceng masing-masing pacar mereka.
Motor keluar area sekolah dengan mudahnya karena Fikri mengatakan jika mereka di suruh oleh Restu.
☁
Sampai di depan rumah yang cukup besar dengan pintur gerbang tertutup rapat itu, keempat motor besar itu berhenti. Wanda turun dari boncengan Alif mendekat pada pos satpam dimana ada dua orang satpam yang sedang duduk di dalamnya.
Wanda mendekat, "Permisi, Pak. Bisa bukain pintu?"
Keduanya menoleh, "Oh, baik, Mbak." hanya salah satu yang menjawab lalu bergegas keluar untuk membukan mereka pintu.
Wanda kembali lagi pada motor Alif. Pintu gerbang terbuka lebar, masuklah empat motor itu. Motor sudah terparkir, anak lelaki membiarkan para gadis terlebih dahulu yang berjalan masuk baru mereka menyusul.
Pintu utama terbuka setelah Ressy menekan bel dua kali. Ada seorang wanita berumur yang dengan senyum mengembang menyambut mereka dan mempersilahkan masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend Zone [Selesai]
Fiksi RemajaSeries # 3 MauNinda Series #3 *** Cinta itu tidak seindah seperti taman bunga. Cinta itu rumit seperti sebuah labirin. Cinta itu memusingkan seperti Rolercoster. Tapi dari Cintalah kita tau sebesar apa dia memperjuangkan 'cinta'nya agar cinta itu...