Hari ini adalah harinya pengambilan raport. Seluruh wali murid sudah datang memasuki setiap kelas anaknya. Sama dengan kelas 11 IPS 2 kini kelas itu sudah diisi oleh para wali murid yang hadir untuk menerima hasil akhir anaknya.
Kesya duduk bersama dengan ibunda Ressy. Mereka saling kenal namun tidak seakrab pertemanan Kesya dengan Adel. Mereka sedang duduk di kursi sembarang, mendengarkan guru cantik di depannya yang sedang menerangkan berbagai hal.
Bu Citra sedang menjambarkan tentang tingkah laku dan ketangkapan anak dalam belajar.
"Baik, ibu-ibu sekalian. Saya akan memberitahu siapa saja yang menempati peringkat lima besar," bu Citra membuka buku kecil yang ia pengang yang mana disitu lah nama-nama murid berprestasi di kelas ini.
Kesya menatap santai guru di depannya yang sedang membaca sesuatu di balik buku kecilnya.
Bu Citra menonggak memperhatikan keadaan kelasnya terutama para wali muridnya. Ia berdehem, "Baik Ibu-Ibu dan bapak-bapak yang ada di dalam kelas ini, seperti biasa saat akan membacakan nama anak yang masuk lima besar terlebih dahulu baru dilanjutkan pembagian rapot secara random."
"Baik, di urutan ke lima ada Hidayat dengan nilai 7.658. Di urutan ke empat ada Lutfianiyah dengan nilai 7.902. Wow, rupanya ada yang bertukar posisi - bu Citra memperhatikan para wali murid sebentar sebelum kembali melihat buku kecil itu - ada Ari di posisi ke tiga dengan nilai 8.452 dan Wanda 8.521." bu Citra menutup buku kecilnya, berjalan mendekati meja yang sudah banyak tumpukan rapot dengan sampul berwarna hitam pekat.
"Di urutan ke satu sudah tidak perlu di beritahu lagi, ada Calista Naia Mauninda dengan nilai 9.813."
☁
Calista, Wanda, Ressy serta enam lelaki itu kini sedang duduk di kantin dengan berbagai minuman di atas meja. Mereka memang di suru masuk hanya saja baju yang mereka kenakan bebas, bukan seragam seperti biasanya.
Satu minggu sejak kejadian pembullyan itu keadaan Calista sudah membaik bahkan sangat baik. Gadis itu juga sudah tidak bertanya lagi bagaimana dan gimana keadaan sih pelaku pembullyannya dan juga pelaku penyebaran rumor sialan itu.
Calista sudah masa bodo amat dengan semuanya. Ini berkat kakaknya yang membantu dirinya menggurus semua masalah yang sedang menimpanya. Kakaknya bilang, April pindah sekolah dan pelaku dengan nama masih di rahasiakan itu juga ikut pindah.
Senang rasanya memilik kakak seperti Tasya yang bisa menyelesaikan masalah dengan cepat.
Calista bergerdik saat merasakan pipinya dingin. Ia menoleh ke kanan rupanya kerjaan Ressy yang super duper jahil. Gadis itu menempelkan gelas berisi kopi dingin pada pipinya.
"Kaget, Res!" kata Calista menatap Ressy melas. Ressy tertawa melihat wajah polos Calista jika sedang begini.
"Lebay, ah!" celetuk Wanda dengan tawa.
Mereka saling tertawa menertawakan hal yang tidak penting membuat enam lelaki yang ada di sekitarnya acuh.
"Guys, puncak, yuk!" usul Zio tiba-tiba membuat Abib, Alif, Fikri dan Ari yang sedang bermalas-malas memandang penuh binar usulan yang di berikan Zio.
Ketiga gadis itu pun ikut semangat ketika sudah membuat rencana seperti ini. Liburan sekolah memang enak di isi dengan liburan, mantap banget!
Wanda menyondongkan wajahnya, "Ayo, puncak mana?"
"Bogor aja. Urusan Villa biar gue yang atur."
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend Zone [Selesai]
Teen FictionSeries # 3 MauNinda Series #3 *** Cinta itu tidak seindah seperti taman bunga. Cinta itu rumit seperti sebuah labirin. Cinta itu memusingkan seperti Rolercoster. Tapi dari Cintalah kita tau sebesar apa dia memperjuangkan 'cinta'nya agar cinta itu...