FZ || Calista Takut

685 73 0
                                    

Malam ini Abib datang ke rumah Kesya dengan berbagai macam tentengan di tangannya. Dari lima kantung plastik yang Abib bawa lelaki itu hanya mengambil satu plastik berwarna putih yang mana itu adalah bubur.

Sebelum kesini Abib sempat menelepon Kesya dan menanyakan tentang keadaan Calista. Kesya menjawab jika Calista tidak ingin makan karena ujung bibirnya sedikit perih. Jadi itulah yang membuat Abib membelikan seporsi bubur untuk temannya.

Helmi dan Kesya hanya memperhatikan Abib yang dengan telaten memindahkan bubur ke dalam mangkuk dan membuatkan segelas susu untuk Calista. Abib juga tidak lupa menaruh segelas air putih di nampannya.

"Mau Tante bantu, Bib?"

Abib menggeleng tanpa menatap Kesya, "Ga usah, Tan. Ini udah mau selesai, kok."

"Abi sama Umimu kapan pulang, Bib." Helmi berganti memberikan pertanyaan untuk Abib.

"Belum tau katanya, Om." Abib mengangkat nampan berisi semangkuk bubur, segelas susu dan segelas air putih.

"Abib ke kamar Calista dulu ya, Om, Tan." keduanya mengangguk membiarkan lelaki berkaus merah maroon itu menaiki anak tangga dengan perlahan.

Kesya melirik empat kantung plastik yang ada di atas meja makan. Kebetulan keduanya masih berada di dapur untuk berbicara tapi secara mendadak Abib datang.

"Tuh anak beli apaan, sih, banyak banget." Helmi diam dan hanya menatapnya membiarkan sang istrilah yang membuka plastik-plastik itu.

"Martabak telur, keju sama kacang." kata Kesya setelah membuka isi dari salah satu kantung plastik pemberian Abib.

"Ketoprak, Nasi goreng sama kwetiau." kata Kesya lagi setelah membuka plastik yang kedua. Helmi geleng kepala melihatnya, banyak sekali seakan-akan di rumah ini banyak penghuninya.

"Kopi, nih." Kesya mengambil isi dari plastik trasparan dengan logo minuman yang terkenal. Helmi dengan senang hati menerima kopi kemasan dari istrinya.

"Calon mantu, pinter juga narik hati gue."

"Heh! Mantu-mantu!" koreksi Kesya. Helmi terkekeh.

"Ya Allah, Abib bener-bener banget." Kesya terkejut saat tau jika plastik terakhir berisi berbagai perlengkapan sehari-hari seperti gula, teh, kopi, sabun, pasta gigi, shampo dan benda wajib wanita, Soptek!

Tawa Helmi pecah ketika belihat semua pemberian anak dari sahabat istrinya yang hampir mengisi setengah dari meja makan mereka. Abib memang royal jadi anak.

Abib duduk di sisi kasur dengan mangkuk bubur di tangannya. Dirinya sedang berusaha membujuk Calista untuk makan walau hanya sesuap atau dua suap, tapi Calista kekeh tidak mau.

Calista sudah terlihat segar dan tidak sepucat tadi membuat Abib merasa agak sedikit lega.

Abib nyodorkan kembali sesendok bubur tepat di depan mulut Calista, "Sedikit aja, gapapa." Calista menggeleng.

"Nanti lemes, lho."

"Sakit, Bib." jawab Calista memelas.

Abib tersenyum memamerkan gigi putihnya, menatap Calista yang sedang menyandarkan tubuhnya pada sandaran kasur.

"Dikit-dikit aja, yang penting perutnya ada isinya."

"Gamau."

"Lis..." Abib memberikan penekanan kata pada Calista. Tujuannya agar lelaki itu tau dan paham jika perutnya tidak boleh kosong sebab Calista memiliki mag.

Friend Zone [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang