Untuk sesaat, gadis yang saat ini tengah berdiri di balik jendela kamar seraya memegang cangkir seduhan coklat hangatnya itu memilih bersikap jahat dengan membenci Tuhan.
Alea namanya. Ia telah salah mengambil keputusan untuk menemani sang sahabat...
Note: Cerita ini menggunakan alur maju mundur. Semoga kalian suka ya. Cekidutt.
Cerita ini dibuka dengan lagu : Surrender - Natalie Taylor.
"Bitch! Hoax apa yang udah lo sebar, hah?!"
"Gue mau aborsi bayi sialan itu."
"Gak sudi gue punya anak dari pelacur kayak lo!"
"Gue mau aborsi bayi sialan itu!"
"Gue mau aborsi bayi sialan itu!"
"DIA GAK BOLEH HIDUP, SIALAN! DIA ANAK HARAM!"
"DIA ANAK HARAM!"
"DIAM!" Wanita itu tersentak dari tidur nyenyaknya. Ia terbangun dari tidur lelapnya dengan kondisi yang lagi-lagi tidak bisa dikatakan baik-baik saja. Suara-suara itu terus menghantuinya beberapa hari terakhir ini. Entah apa maksudnya, ia tidak begitu paham.
Napasnya tersengal-sengal. Jantungnya berdegup tak beraturan. Sekujur tubuhnya dipenuhi keringat dan kepalanya pusing.
Sebuah kecelakaan malam itu menimpanya membuatnya terus dihantui ketakutan, bahkan, sampai sekarang. Meski sudah berlalu sejak lama, namun, jiwanya seolah masih terperangkap dalam masa lalu, terlebih mimpi itu selalu datang menghantui. Kadang ia merasa muak. Lelah. Hatinya kacau begitu ia terbangun dari mimpi buruknya.
Pukul dua dini hari, wanita berpiyama hitam satin itu terpaksa terbangun dari tidur lelapnya. Lagi-lagi karena mimpi itu. Kondisi tubuhnya yang memang sedang tidak fit semakin membuat semuanya kian tak nyaman.
Suhu dingin dari AC mengganggu kenyamanan kulitnya. Ia butuh kehangatan lebih dari sekedar selimut tebal yang menutup tubuhnya. Ia memilih mematikan AC, namun hawa dingin itu rupanya masih cukup mengganggu.
Kantuk tak lagi menyerangnya. Ia beranjak dari tempat tidur, berjalan menuju dapur untuk membuat segelas coklat hangat yang mungkin akan sedikit membuat tenggorokannya hangat.
Merasa tak lagi ingin tidur, perempuan itu memilih duduk di kursi dekat balkon, menatap pemandangan kota dari lantai 15 apartemen yang ditempatinya.
Keheningan dan kesunyian malam membuatnya merasa hampa, memunculkan rasa yang sebelumnya tak pernah ia rasakan. Kerinduan mendadak menyerang hati lemahnya. Tanpa ia sadari, pipinya basah, teraliri oleh cairan bening yang berasal dari pelupuk matanya.
Dia menangis. Menangisi kerinduan itu. Kerinduan yang sampai kapanpun tak akan pernah menemukan obatnya.
Percayakah kalian pada istilah "cinta dan benci itu beda tipis." Wanita itu memaksa percaya meski awalnya meragukan, karena pada kenyataannya, dia sendiri mengalami itu.
Dia terjebak pada kerinduan yang tak kunjung usai. Ingin bertemu, namun kondisi tak pernah memungkinkan. Rumahnya untuk pulang sudah memiliki penghuni lain. Dia pikir dia pemilik rumah, nyatanya hanya menyewa rumah tersebut dari sang pemilik. Ketika pemilik itu datang, tentu saja dia harus pergi.
Penghianatan, pengorbanan serta perjuangan semua menjadi lika-likunya. Seharusnya dia merasa lega karena terlepas dari semua itu. Nyatanya sekarang? Dia merasa kosong, juga hampa.
Kata pertama yang akan kalian katakan begitu mendengar ceritanya adalah klise. Benar klise. Hanya sebuah kisah dimana benci menjadi cinta, bak cerita-cerita novel romansa dimana sang tokoh utama berakhir bahagia dengan pendampingnya.
Namun, bukankah hidup tak selalu berakhir bahagia? Bolehkah ia protes terhadap tuhan akan takdir yang cukup membuatnya kecewa? Anggap dia tak bersyukur karena meragukan kuasa Tuhan akan kebahagiaan seseorang, namun itulah yang ia rasakan.
Bukankah kebahagiaan hanya kita yang bisa menciptakan? Pilihannya hanya ada dua; dia menerima semuanya dengan hati yang besar kemudian melanjutkan hidup bersama malaikat penyemangatnya, atau terus terjebak dalam penyesalan dan hidup di masa lalu. Jika pilihan kedua, hanya akan ada tangis dalam harinya.
Ikuti dulu sampai lima part.an yok. Kalau suka silakan lanjut, vote komen jangan forget. Kalau sekiranya kurang suka, terima kasih sudah mampir ya.
Oiya, cerita ini emang tergolong pasaran wkwk. Tapi author bakal berusaha buat cerita ini jadi sebaik-baiknya. Tinggalkan jejak di part ini. Paipai🤗
🍉 ||Repost : 29 Maret 2021 || 🍉
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.