SAYA JANJI AKAN VOTE KALAU BACA!
FOLLOW IG DAN WP KU: @Nandaphp_
JADWAL UP, RABU, JUMAT, MINGGU, SENIN
•••Brak!
Fia menggebrak meja sembari berdiri, ia menyorot tajam ke arah Pak Bambang dan Bu Karti yang ada di depannya ini. Menarik napas dalam-dalam, mengembuskan nya perlahan, lalu membuka mulutnya.
"SAYA TIDAK MUNGKIN BERBUAT MESUM, PAK BAMS! INI TIDAK BENAR!"
Pak Bambang menghela napas, ia menunjuk bangku, seperti mengkode agar Fia duduk. Menurut, Fia kembali duduk dan mengatur emosinya.
"Randy sendiri yang mengaku bahwa--"
"ITU SEMUA KARANGAN RANDY, PAK! COBA DEH PIKIR--"
"Bisa tidak Fia bicaranya sopan?" sindir Bu Karti seraya menggerakkan kipas bulunya.
Fia menghela napas lagi dan lagi, ia melirik Randy sinis. Dan lelaki itu hanya datar-datar saja. Fia kembali menatap Pak Bambang dan Bu Karti.
"Bapak Ibu yang terhormat, begini ya, kalau orang berbuat mesum, pasti enggak akan bilang-bilang. Apalagi seorang siswa yang mesum di sekolah. Pasti bakalan diam-diam. Tidak mungkin bakalan jujur ke guru."
Pak Bambang mengangguk-angguk, ia juga merasa heran dengan pengakuan Randy. Rasanya baru pertama kali ia mendapati murid sejujur Randy. Berbuat hal dosa tapi mau mengakuinya. Langka mungkin.
"Pak, saya kan cuma mau jadi anak yang jujur. Kata mama saya, tegakan kejujuran di mana pun kaki kamu melangkah. Begitu, Pak," ucap Randy kembali mencuci otak Pak Bambang.
Fia menatap Randy tajam, sungguh merasa Randy benar-benar sudah gila. Sekeukeuh itu Randy ingin menikah dengan Fia? Sampai tega memfitnah dirinya sendiri dan orang lain.
Ini tidak menguntungkan untuk Fia. Sangat tidak menguntungkan. Masa depan yang sudah Fia tata seakan dihancurkan begitu saja oleh Randy. Diobrak-abrik tanpa ada perasaan.
Menikah dengan lelaki yang sama sekali tidak dicintai adalah kesialan besar dalam hidup Fia.
"Pak, tolong percaya pada saya. Saya benar-benar tidak--"
"Lumfiaaa, udahlah jujur aja. Tadi kan kita habis kiss-kiss an terus juga gue icip-icip dikit tadi," ujar Randy dengan santainya.
Fia langsung melotot tajam, sungguh apa yang Randy bicarakan sama sekali tidak ada kebenarannya. Kiss dibilang, omong kosong! Apalagi sampai icip-icip.
Pak Bambang dan Bu Karti menggeleng lirih. Antara takjub dengan kejujuran Randy yang aneh ini dan kesal dengan ulah Randy yang berkata jika mereka habis mesum. Tentu Pak Bambang yang orangnya labil itu percaya saja dengan ucapan Randy.
"Terus ngelakuin apa lagi?" pancing Bu Karti.
Randy menyeringai, ia bersedekap dengan angkuh. Melirik Fia sejenak, lalu kembali menatap ke depan.
"Tadi Fia minta di bawa ke ranjang gitu. Mau main sepak bola di atas ranjang."
Fia semakin melotot tajam dengan penuturan Randy. Rasanya Fia ingin sekali menelan Randy hidup-hidup. Jika benar Randy tidak suka padanya, mengapa Randy sebegitunya ingin menikah dengan Fia?
Pak Bambang memejamkan matanya sejenak, memijat pelipisnya yang terasa nyut-nyutan. Kembali membuka mata dan menatap Randy dekat.
"Kok jujur?"
Randy menarik sudut bibirnya, membuat sebuah senyum lebar. Ia juga mendekatkan dirinya ke Pak Bambang.
"Saya manusia biasa Pak, ada salah dan khilaf." Randy berdehem sejenak sembari menyenderkan punggungnya di kursi. "Tadi saya hanya sampai di kiss-kiss dan pegang-pegang aja. Kalau dibiarin, makin lama makin khilaf saya pak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Leader[END]
Teen Fiction"Yakin deh, fisik lo aja gue jagain. Apalagi hati lo." Randy mengedipkan matanya dengan jahil. "Dih! Gue nggak suka sama lo. Tapi gue mau lo jadi pacar gue?" "Alasannya?" "Karena cuma lo yang bisa jagain gue." "Lo nggak pantes jadi pacar gue," u...