SAYA JANJI DEMI TUHAN AKAN VOTE KALAU BACA!
SELAMAT MEMBACA^^
•••
"Sendiri?"
Fia tersentak mendengarnya, tiba-tiba Anthon berada di sampingnya dengan senyum lebarnya. Fia jadi teringat saat di sekolah kala itu, tapi ia mencoba bersikap biasa saja.
Mengulum senyum tipis, "hem iya."
"Udah selesai?" Fia mengangguk sekenanya. "Iya udah ayo ke kasir terus pulang."
Fia langsung menggeleng, menepis tangan Anthon yang hendak menggandengnya.
"Bisa sendiri."
Fia lalu menuju kasir, syukurlah tidak antre banyak. Setelah itu ia membayar semua belanjaannya, dan saat ia hendak memberikan uangnya. Tiba-tiba Anthon menyodorkan uang ratusan ribu ke pelayan kasir.
Anthon sama sekali tidak menerima penolakan. Dengan cepat ia mengambil belanjaan Fia. Anthon melangkah keluar granmed diikuti pula oleh Fia.
"Ini gue ganti uang--"
"Enggak perlu." Anthon memasukkan seluruh belanjaan Fia ke bagasi mobilnya. "Pulang bareng ya? Sekalian makan."
Fia mengigit-gigit bibir bawahnya. Fia sebenernya masih kesal dengan Randy, meski begitu ia tidak mau berduaan dengan laki-laki lain. Tapi, perut Fia sangat lapar.
Randy tadi berjanji akan mengajaknya makan selepas dari granmed. Tapi kan cowok itu pergi duluan. Dan akhirnya Fia menuruti Anthon, daripada ia harus pulang ke rumah dan tidak ada makanan.
"Iya udah ayo."
Anthon tersenyum sumringah, langkah awal yang begitu bagus untuknya.
•••
Fia dan Anthon memasuki sebuah cafe, yaitu memory cafe. Ini adalah kafe favorit Fia dan teman-temannya, jadi Anthon menurut saja. Lalu keduanya mencari tempat duduk, mereka memilih duduk di pojok ruangan.
Baru juga duduk, seorang pelayan perempuan menghampiri mereka.
"Maaf, mas. Ini meja sudah dipesan," katanya dengan sopan.
Anthon menatap Fia sejenak, lalu keduanya bangkit. Tersenyum pada si pelayan lalu mencari meja lain. Dan baru juga duduk, lagi-lagi pelayan itu datang.
"Ini juga sudah dipesan, Mas."
Anthon menghela napas kesal, ia memakasa kan untuk tersenyum ke pelayan itu dan bangkit. Diikuti dengan Fia. Kemudian mereka kembali lagi mencari meja, pelayan itu masih mengikuti mereka.
Anthon langsung menoleh ke belakang, menghentikan langkahnya.
"Jadi meja mana yang belum di pesan mbak?" tanya Anthon mencoba sabar.
Pelayan itu tampak gelapan, "anu ... itu anu. Enggak ada, Mas."
Sebelah alis Anthon tertarik, lalu melipat kedua tangannya di depan dada.
"Jadi semuanya udah di pesan?" tanya nya lagi. Pelayan itu mengangguk kaku.
"Kok meja yang itu boleh di duduki? Saya tadi enggak boleh."
Pelayan itu menoleh ke meja yang pertama tadi Anthon tempati. Ada pengunjung yang datang dan duduk di sana. Pelayan itu kicep.
"Mungkin itu yang pesen," sahut Fia.
"Iya benar!" sahut si pelayan dengan ceria.
Anthon benar-benar kesal, menyorot dingin si pelayan lalu mengajak Fia ke luar. Tanpa mau buang banyak waktu, Anthon segera masuk mobil. Dan lagi, mobil itu tidak mau nyala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Leader[END]
Teen Fiction"Yakin deh, fisik lo aja gue jagain. Apalagi hati lo." Randy mengedipkan matanya dengan jahil. "Dih! Gue nggak suka sama lo. Tapi gue mau lo jadi pacar gue?" "Alasannya?" "Karena cuma lo yang bisa jagain gue." "Lo nggak pantes jadi pacar gue," u...