SAYA JANJI AKAN VOTE KALAU BACA!
SELAMAT MEMBACA^^
•••Randy membuka pintu rumah Samuel, tempat pelampiasannya yang di rumah Samuel. Tanpa ketuk pintu Randy langsung masuk. Ia langsung disuguhi pemandangan, di mana Samuel dan Anya tengah belajar bersama.
Atau lebih tepatnya Samuel curi-curi kesempatan, Samuel terus saja menatap Anya dengan senyum lebarnya. Senyum yang hanya ditampilkan untuk Anya.
"Anjing!" umpat Randy seraya melempari Samuel bantal yang ada di sofa. "Sam, ikut gue bentar."
Samuel menatap Randy dengan mata elangnya. "Ganggu."
"Ck, bentar aja."
Anya menatap Randy, tatapannya menyiratkan kebencian. Anya menghela napas panjang, lalu ia merapikan buku-bukunya dan pergi ke teras rumah.
Samuel berdecak kesal, lalu berdiri dan menuju tempat biasa ia nge GYM. Samuel sudah tahu apa yang Randy inginkan.
"Buruan pukul, njing!" geram Randy, yang sudah telanjang dada.
Samuel menyilang kan kedua tangannya di depan dada. Lalu menyenderkan tubuhnya di tembok. Menatap Randy begitu dalam.
"Buat ulah apa lagi?" tanyanya dingin.
Randy menghela napas, ia terduduk di lantai sambil memeluk lututnya. Ia mulai menceritakan semuanya pada Samuel. Samuel hanya diam dan mendengarkan.
Samuel menendang pinggang Randy, lalu berjongkok dan menatap tajam Randy. "Itu lo cemburu."
Randy mengerutkan keningnya. "Nggak."
"Cemburu lo berlebihan, sampai nuduh yang nggak-nggak."
Randy tidak menjawab, cowok itu hanya diam. Samuel mengusap rambutnya frustasi, ikut kesal dengan Randy. Samuel menepuk pundak Randy.
"Lo pikir dengan begini, bisa buat sakit hatinya Fia itu sembuh?"
Samuel menampar pelan pipi Randy. "Justru Fia khawatir dan sedih lo bonyok-bonyok gitu."
Randy mengacak rambutnya frustasi, ia berteriak kesal. "YA TERUS GUE HARUS APA HAH? APA?!"
"Lo pernah lakuin itu ke Fia?" tanya Samuel, serius.
Randy menelan salivanya sejenak, ia menunduk sembari mengangguk kecil. Hal itu membuat Samuel langsung saja menendang bokong Randy. Membuat Randy meringis sakit.
Samuel menggeleng lirih. Sekarang ia menyesal pernah mengatakan rahasia itu. Jika nyatanya Randy seperti ini.
"Kenapa waktu Gea tanya lo jawab nggak tau?" cerca Samuel mulai kesal, lagi-lagi Randy tidak bisa menjawabnya. "Nyadar nggak sih? Lo udah pakai Fia sepuas lo, Fia udah relain dirinya buat lo. Dan lo?"
Samuel menendang samsak dengan kesal. "Lo aja nggak mau ngaku. Pecundang!"
Randy menundukkan kepalanya, hatinya begitu sakit. Bukan karena perkataan Samuel, tapi karena ia telah membuat Fia menangis dan sakit hati.
"Kenapa lo malah nuduh Anthon? Pikiran lo terlalu jauh sampai situ!" Samuel menatap Randy lagi. "Lo udah kasih Fia kesempatan jelasin?"
Randy mendongak, "udah. Tapi gagal. Waktu Fia mau jelasin, Gea nelpon gue dan gue harus ke sana."
Samuel merentangkan kedua tangannya, seolah ia pasrah. "Gimana Fia nggak kecewa sama lo?"
"Lo lebih prioritasin Gea, padahal Fia jauh lebih butuh lo. Lo nggak tahu apa aja yang terjadi sama Fia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Leader[END]
Teen Fiction"Yakin deh, fisik lo aja gue jagain. Apalagi hati lo." Randy mengedipkan matanya dengan jahil. "Dih! Gue nggak suka sama lo. Tapi gue mau lo jadi pacar gue?" "Alasannya?" "Karena cuma lo yang bisa jagain gue." "Lo nggak pantes jadi pacar gue," u...