SAYA JANJI AKAN VOTE KALAU BACA!
SELAMAT MEMBACA^^•••
Fia mondar-mandir di ruang tengah, kemarin Randy sama sekali tidak pulang. Fia sangat cemas dengan Randy. Fia bahkan tidak bisa tidur.
"Randy udah makan belum ya?" tanya Fia cemas.
Rere dan yang lainnya yang melihat tingkah Fia, menghela napas panjang. "Fi, berhenti mikirin cowok kayak dia!" tegas Anya.
Fia tidak mempedulikan perkataan teman-temannya. Sekeras apapun Fia mencoba melupakan Randy, itu hanya akan menyakiti dirinya sendiri.
"Pikirin aja kondisi lo dan bayi lo," nasihat Rachel. "Jaga baik-baik, kita bakalan bantu lo terus kok. Apalagi buat rawat baby lo."
"Iya Fi. Gue khawatir banget sama kondisi lo. Apalagi dokter bilang ginjal lo kurang baik," imbuh Rere.
Fia menjatuhkan bahunya lemas, ia sampai lupa minum obat. Fia berdiri, mengambil air minum dan obat. Fia segera meminumnya. Karena terlalu memikirkan Randy, Fia sampai lupa dengan dirinya.
"Tuh kan, sampai lupa minum obat!" kesal Rere. "Pokoknya kita harus ingetin Fia terus. Oke?" ujar Rere meminta persetujuan teman-temannya. Yang lainnya mengangguk antusias.
Fia menatap teman-temannya dengan sendu. "Kalian baik banget, gue bersyukur."
"Santai aja Fi." Rania merangkul pundak Fia. "Tahun ini lo kuliah?"
Fia berpikir sejenak, bahkan ia tidak memikirkan perihal kuliahnya. Fia menatap perutnya, mencoba berpikir apa ia bisa kuliah dalam kondisi hamil? Apalagi keadaan nya memburuk.
Fia menghela napas. "Gue kuliah tahun depan aja deh."
"Yah, nggak seru nih kuliah nggak ada lo," ucap Rachel lesu. Mendadak ia tersenyum lebar. "Gapapa, kondisi lo lebih penting."
Fia tersenyum lebar lagi. "Bisa bantu gue?"
"Bisa!" seru semuanya dengan semangat, membuat senyum Fia mengembang lebar.
"Anterin ke rumah Gea."
•••
Rere, Rachel, Rania dan Anya sudah menolak ajak Fia untuk ke rumah Gea. Mereka hanya tidak mau Fia sampai capek atau kenapa-kenapa. Tapi, Fia tetap keras kepala. Daripada perempuan itu berangkat sendiri, akhirnya mereka mengantarkan Fia.
"Bener ini rumahnya?" tanya Rachel pada Anya
"Iya. Info dari assisten gue iya."
Semuanya mengangguk, lalu turun dari mobil. Rumah ini terbilang sangat luas dan besar. Fia mengedarkan matanya, ia terkejut ketika melihat motor Randy terparkir di dalam sana.
Hatinya kembali sakit, jadi benar dugaannya. Fia menarik napas dalam-dalam, mencoba untuk kuat.
"Yakin mau masuk?" tanya Rere pada Fia. "Gue khawatir sama lo Fia."
Fia tersenyum lebar pada Rere. "Gue gapapa."
Fia memencet bel yang ada di samping pagar, tak lama security membukakan gerbangnya. Fia tersenyum tipis lalu masuk ke halaman rumah yang begitu luas.
Fia memencet bel rumah. Tak lama pintu itu dibuka oleh seorang gadis cantik. Fia kenal, sangat kenal. Tentu dia Gea.
"Hai Fia. Selamat datang, ada apa ya?" sapa Gea dengan ramah.
Fia tersenyum tipis. "Suami gue ada?"
Raut wajah Gea langsung masam, mendengar Fia menyebut Randy seperti itu. Walau memang Randy itu suami Fia. Tapi rasanya tidak rela dan tidak suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Leader[END]
Teen Fiction"Yakin deh, fisik lo aja gue jagain. Apalagi hati lo." Randy mengedipkan matanya dengan jahil. "Dih! Gue nggak suka sama lo. Tapi gue mau lo jadi pacar gue?" "Alasannya?" "Karena cuma lo yang bisa jagain gue." "Lo nggak pantes jadi pacar gue," u...