16|| Manja

6.9K 514 75
                                    

SAYA JANJI DEMI TUHAN AKAN VOTE KALAU BACA!

SELAMAT MEMBACA^^

•••

Fia mencolokkan kabel setrikanya, ia mengambil seragam sekolah milik Randy. Bersiap untuk menggosoknya. Pekerjaannya dimalam hari memang menggosok, tidak setiap malam. Namun sering. Sedangkan suaminya itu sedang asik nonton bola di depan.

Fia tidak mau memperpanjang urusan dengan Randy. Cukup ia menyelesaikan tugasnya saja. Setelah itu tidur dengan nyenyak. Dari pada ia harus berhadapan dengan Randy.

"Perlu bantuan wahai istriku?"

Mata Fia memutar, menoleh kearah Randy yang berada di sampingnya. Fia dengan cepat menggeleng lalu kembali menggosok baju Randy.

"Pasti capek ya?"

Pakek nanya lagi! Jawab Fia dalam hati.

Tentu saja mengurus rumah itu capek, apalagi Fia juga harus mengurus sekolahnya-- seperti belajar dan lain halnya. Dan hari ini badannya juga sedang tidak enak.

"Gue aja yang gos--"

"Tega lo buat baju ini bolong-bolong?" potong Fia membuat Randy langsung kicep.

Randy menghela napas.

"Gue pijitin sini."

Randy berdiri di belakang Fia, menaruh tangannya di pundak Fia. Perlahan ia mulai memijit Fia dengan lembut. Tentu Fia membiarkan saja, tidak ada masalah. Toh, ia juga enak dipijitin seperti itu.

Tapi, lama-lama tangan Randy mulai bergerak asal. Mulai perlahan turun dan menjelajah. Mata Fia langsung terbelalak, melupakan bahwa Randy itu cowok nakal.

"Tangannya tolong!" peringat Fia dengan nada sinis.

Randy nyengir dan langsung menjauhkan tangannya dari bagian atas perut Fia. Ia menatap Fia dari samping, lalu tiba-tiba mencabut kabel setrika itu.

"Loh--"

"Mending belajar masak."

Fia menggigit-gigit bibir bawahnya, agak malas untuk belajar masak. Tapi Fia juga sungkan dengan Randy, ia sebagai perempuan seharusnya pandai memasak. Bukan Randy.

Pada akhirnya Fia mengangguk sekenanya. Senyum lebar langsung terbit dari wajah Randy. Lelaki itu menuntun Fia menuju dapur, lalu memasangkan celemek di tubuh Fia.

•••

"Oke, untuk awalan kita masak sup aja dulu." Randy mengambil bahan-bahannya. "Lo coba potong itu wortel deh."

Fia mengangguk, mengambil wortel serta pisau. Dengan gesit ia mulai memotongnya, baginya ini pekerjaan mudah. Hanya memotong saja. Sedangkan Randy menggeleng lirih.

"Cuci dulu, Lum. Terus dikupas, baru dipotong," protesnya.

Fia mendongak, nyengir kuda lalu segera mencuci wortelnya. Setelah itu ia mengupasnya, mengupas saja tidak rapi dan bersih. Apalagi cara memotongnya, sangat tidak aestetic. Ada yang besar, juga yang kecil, bahkan ada yang berbentuk beda.

Lagi-lagi Randy hanya menggeleng dan mengelus dada. Ia segera menghampiri Fia, berada di belakang gadis itu. Randy sedikit mencondongkan tubuhnya, lebih dekat ke Fia. Memegang tangan Fia yang memegang pisau, tentu membuat Fia terkejut.

"Bukan gitu. Tapi begini."

Randy memotong wortel dengan cara yang benar. Mengajari Fia. Dagu lelaki itu ditaruh di pundak Fia. Fia diam mematung, ia tidak berani menoleh. Kalau menoleh maka akan bertubrukan dengan pipi mulus Randy.

Married With Leader[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang