SAYA JANJI DEMI TUHAN AKAN VOTE KALAU BACA!
SELAMAT MEMBACA^^
•••
"Yatoiba! Lumfiaaa pakek a tiga!"
Randy semakin cepat melangkahkan kakinya menuju meja makan. Lelaki itu membuang jaketnya ke sembarang arah. Ikut duduk bersama Fia di sofa. Menatap Fia dalam-dalam. Dan dengan dramatisnya Randy mengelus dada sambil menggeleng lirih.
"Fia ..."
Suara Randy lembut, tidak seperti biasanya. Randy masih menatap Fia dalam-dalam, meneguk ludahnya sejenak. Merasa tegang dengan suasana seperti ini. Padahal Fia biasa-biasa saja.
Randy mencoba memberanikan dirinya bertanya. Dari pada ia terus akan dirundung penasaran. Randy memegang pundak Fia, menghadapkan wajah gadis itu ke padanya. Menelusuri dalam-dalam wajah Fia.
"Lo ... em maksud gue."
Randy menarik napas dalam-dalam. Memejamkan matanya sejenak lalu membukanya perlahan sembari mengembuskan napas. Seakan benar-benar tegang. Lain dengan Fia yang mengernyit, heran.
"Semalam gue masih bisa jaga diri kan, Fi? Gue enggak apa-apain lo kan? Cuma peluk doang kan ya? Lo masih perawan kan? Atau ... jangan-jangan semalam gue tanpa sadar laku--"
"Jangan ngaco!"
Fia menepis tangan Randy yang ada di pundaknya. Sudah merasa geram dengan cowok itu. Fia kembali memakan mangga muda yang baru selesai ia kupas. Sebab Fia memakan mangga, membuat otak kotor Randy berpikir yang ngadi-ngadi.
Randy bernapas legah sembari mengelus dadanya. Cowok itu menyenderkan bahunya dengan legah.
"Baru pulang udah ngarang cerita!" desis Fia sembari mencolek sambal dengan mangganya.
"Ya maap. Gue kan kaget, Lum. Tiba-tiba pulang lo makan mangga muda," kata Randy. Tiba-tiba mata cowok itu membulat, lalu Randy berdiri dan menatap Fia garang. "JANGAN-JANGAN LO LAKUIN ITU SAMA COWOK LAIN YA?! SIAPA? ANTHON? PARAH LAGI KALAU SAMA SAMUEL. SIAPA?!"
Fia balik menatap Randy tak kalah tajam. Fia menyodorkan pisau-- yang tadi ia pakai untuk mengupas mangga-- tepat di depan wajah Randy. Membuat nyali cowok itu langsung menciut.
"Seburuk itu penilaian lo ke gue?"
Randy nyengir sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Dengan gaya sok cool nya Randy kembali duduk. Dan dengan santainya, Randy merangkul pundak Fia.
"Iya tahu istri gue mana mungkin berani selingkuh. Udah punya yang suamiable buat apa berpaling ya kan?"
"Ya," jawab Fia malas.
"Atau gue hamilin yuk?" goda Randy.
"Setan," umpat Fia.
Fia geleng-geleng lirih, menghadapi Randy memang harus ekstra-ekstra sabar. Menoleh dan menatap Randy tajam, sembari berkacak pinggang.
"Jam sebelas baru pulang. Dari mana lo? Basecamp? Ngapain? Main kartu? Ngerokok? Mabuk? Atau main cewek di sana?"
Randy nyalinya langsung menciut kala ditodong banyak pertanyaan seperti itu dari Fia. Ia mencoba terkekeh pelan sembari mengelus-elus rambut Fia.
Tubuh Fia langsung mematung, perlakuan Randy dirasa manis untuk Fia. Elusan itu begitu lembut, penuh kasih sayang. Tapi Fia langsung menyelap kan pikiran itu, ingat bahwa ia sedang marah.
"Pasti lo di sana senang-senang kan? Pesta-pesta, joget-joget, cuci mata dengan lihat cewek-cewek di sana. Halah!" Fia melipat kedua tangannya di depan dada. "Lo juga gak mikir, istri lo di rumah kelaparan Randy! Laper!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Leader[END]
Teen Fiction"Yakin deh, fisik lo aja gue jagain. Apalagi hati lo." Randy mengedipkan matanya dengan jahil. "Dih! Gue nggak suka sama lo. Tapi gue mau lo jadi pacar gue?" "Alasannya?" "Karena cuma lo yang bisa jagain gue." "Lo nggak pantes jadi pacar gue," u...