SAYA JANJI BAKALAN VOTE DAN FOLLOW PENUSLINYA!!!
SELAMAT MEMBACA^^
•••Fia menggeliat, ia merentangkan kedua tangannya. Fia membuka matanya perlahan, lalu menoleh ke samping. Senyumnya mengembang lebar, setelah 2 bulan lebih akhirnya ia bisa tidur satu ranjang dengan Randy.
Fia menyibakkan selimutnya, udara terasa begitu dingin. Fia melirik jam di ponselnya, sudah jam 6 pagi.
"Randy, bangun yuk. Mandi ya, biar gue siapin air hangat," ucap Fia lembut sembari menggoyangkan badan Randy. Tapi cowok itu hanya bergumam saja.
Fia menghela napas panjang, ia membiarkan saja dulu. Fia menggigit bibir bawahnya, dengan sedikit ragu ia mencium pelan pipi Randy. Ia segera berdiri dan menyiapkan keperluan Randy untuk mandi.
Cukup lama, semua sudah beres.
"RANDY AIR NYA UDAH SIAP! BURUAN MANDI YA. GUE SIBUK MASAK NIH!"
Fia segera menuju dapur, sekarang saatnya menunjukkan pada Randy bahwa ia sudah bisa memasak. Fia berharap Randy benar-benar akan kembali padanya.
Randy membuka matanya, senyumnya mengembang lebar di pagi hari.
"Cuma di sisi lo, Fi gue bisa ngerasa bahagia kayak gini." Randy mengubah posisinya menjadi duduk. Mengusap wajah nya.
"Apa selamanya gue bisa pertahankan lo, Fia?"
•••
"Siap!"
Fia melepaskan celemek nya, ia menghirup aroma sup sapi buatanya. Senyumnya mengembang lebar, begitu puas dengan masakannya. Fia segera membawa nampan menuju kamar.
"Hai, gue bawa makan siang buat lo."
Fia menaruh nampan itu di nakas, menaiki kasur sembari mendekati Randy. Sekarang Randy menaruh kepalanya di paha Fia dan memeluk pinggang Fia. Randy mengusap-usap hidungnya di perut Fia. Membuat Fia tertawa geli.
"Haii anak papa!" Randy mencium singkat perut Fia, lalu mengubah posisinya menjadi duduk.
Perlakuan Randy itu membuat Fia begitu senang, hatinya begitu menghangat. Debaran jantungnya kembali tidak normal. Ini momen-momen yang dari lama ia rindukan.
Fia mengambil nampan yang ada di atas nakas. Ia menyodorkannya pada Randy.
"Ayo makan. Sekarang gue udah pinter masak nih," tutur Fia dengan bangga.
Randy memincingkan matanya. "Masa?"
"Iya! Cobain aja, pasti ketagihan."
Randy terkekeh pelan, ia mengusap-usap pucuk kepala Fia. Seolah diantara keduanya lupa akan masalah kemarin. Randy sangat berharap semuanya akan terus baik-baik saja seperti ini.
"Suapin."
Fia geleng-geleng, sikap manja Randy yang selalu ia rindukan. Fia menyuapi Randy, lalu mengelus-elus rambut Randy. Fia menatap perutnya.
"Tuh, Sayang. Papa kamu manja." Randy mencebikan bibirnya, ia menundukkan kepalanya. Kedua tangannya mengelus-elus perut Fia.
"Mama kamu tuh, suka nangis. Nanti kamu jangan cengeng ya." Fia berdecak pelan, ia berkacak pinggang.
"Enak aja! Gue juga enggak cengeng!" elak Fia. Randy mendongak sejenak, lalu kembali menatap Fia. Posisi mereka berhadapan.
"Mama kamu suka nggak mau ngaku. Nanti kalau kamu cowok, pokoknya kamu bantuin papa baku hantam oke?"
"Ih gabolee!" Randy mendongakkan kepalanya, melipat kedua tangannya di depan dada.
"Kenapa nggak boleh?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Leader[END]
Teen Fiction"Yakin deh, fisik lo aja gue jagain. Apalagi hati lo." Randy mengedipkan matanya dengan jahil. "Dih! Gue nggak suka sama lo. Tapi gue mau lo jadi pacar gue?" "Alasannya?" "Karena cuma lo yang bisa jagain gue." "Lo nggak pantes jadi pacar gue," u...