SAYA JANJI DEMI TUHAN AKAN VOTE KALAU BACA!
SELAMAT MEMBACA^^
•••
"Main dulu yuk?"
Fia langsung memukul bahu Randy cukup keras. Cowok itu menjerit kesakitan. Fia sudah malas untuk meladeni otak busuk Randy, ia langsung menghadap ke depan dan memejamkan matanya.
Randy mendesah kesal, ia menggoyang-goyangkan tubuh Fia. Tangannya tidak bisa diam, terus mencubit-cubit wajah Fia. Bahkan sampai ke mulut-mulut.
"Selain main bisa kan?"
Fia membuka matanya lalu menoleh ke Randy dengan tatapan dinginnya. Randy nyengir tak berdosa, tiba-tiba ia menjentikkan jarinya ke kening Fia.
"Pikiran lo yang negatif terus." Randy mengubah posisinya menjadi bersender. "Main abc lima dasar yuk?"
Fia bernapas lega, mengangguk dan ikut bersender dengan Randy.
"Cara mainnya, lo nanti keluarin beberapa jari lo, terserah berapa. Nanti pas dihitung, nah nanti misalkan jatuh ke huruf a, kita harus merangkai kalimat dengan awalan huruf itu."
Fia mengangguki ucapan Randy. Keduanya mulai main.
"Abc lima dasar!"
Fia mengeluarkan 10 jarinya dan Randy mengeluarkan 2 jarinya. Randy menghitung keduanya jari itu, dan tiba di huruf L. Fia tersenyum lebar, seolah sudah menemukan kalimat yang pas yang diawali dari huruf L.
"Lama tak jumpa, rasanya rindu."
"Hiyaaa!!!" gelak Randy mendengar kalimat dari Fia.
Lain dengan Fia yang terkekeh pelan. Sedangkan Randy mengetuk-ngetukkan jarinya di dagunya, seolah sedang berpikir. Tak lama ia tersenyum lebar, sudah menemukan kalimat yang pas.
Randy berdehem, seolah menampilkan wajah sok seriusnya. Menatap Fia dalam-dalam, dan Fia sudah mulai was-was. Fia sadar otak Randy tidak akan pernah benar.
"Lumfiaa jelek, buluk, dekil, kusam, kudisan, kutuan, huwekk!!"
Fia membulatkan matanya, tangannya sudah terkepal erat-erat. Randy selalu begitu, saat ia sudah jinak dan manis. Randy selalu merusak suasana.
Fia hanya selalu mencoba sabar menghadapi Randy. Seperti sekarang ini, lelaki itu masih tersenyum lebar. Seolah kalimatnya tadi sudah begitu benar.
"Kurang ajar lo! Gue udah singkirin gengsi gue buat kasih kalimat gituan. Lo nya ngeselin asli!"
Randy menjulurkan lidahnya, mengejek Fia.
"Bodo amat! Dah lah yuk lanjut." Randy bersiap. "Abc lima dasar!"
Randy mengeluarkan 6 jarinya dan Fia mengeluarkan 5 jarinya. Setelah dihitung, jatuh pada huruf K. Fia tampak antusias, sekarang saatnya ia membalas kalimat Randy.
"Ketika sebuah pernikahan dipaksakan, maka--"
Fia menggantungkan ucapannya, merasa bingung harus melanjutkannya bagaimana. Melihat Fia kebingungan, membuat Randy kegirangan.
"Dah lah, Lum. Lo kalah. Gue sekarang."
Seperti tadi, Randy berlagak sok cool. Tapi seketika rautnya berubah menjadi sendu. Entah kenapa setiap yang dilakukan Randy membuat Fia selalu was-was.
"Ketika suami tidak dianggap oleh istrinya sendiri. Yaaa!!!"
Randy tergelak dengan kalimatnya sendiri. Lagi-lagi Fia hanya menghela napas jengah. Ujung-ujungnya juga ia yang kena. Tak mau ambil pusing, Fia memilih melanjutkan permainan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Leader[END]
Teen Fiction"Yakin deh, fisik lo aja gue jagain. Apalagi hati lo." Randy mengedipkan matanya dengan jahil. "Dih! Gue nggak suka sama lo. Tapi gue mau lo jadi pacar gue?" "Alasannya?" "Karena cuma lo yang bisa jagain gue." "Lo nggak pantes jadi pacar gue," u...