SELAMAT MEMBACA^^
JANGAN LUPA VOTE DAN FOLLOW ME!
•••"GEA!!" Randy mendobrak pintu rumah Gea, matanya mengedar mencari sosok Gea. Derup langkah kaki seseorang menuruni tangga terdengar, melirik dari ekor matanya. Melihat Gea mulai menghampirinya.
Wajah Gea kusut dan pucat, rambutnya acak-acakan, badannya terlihat lemas dan kurus. Randy tidak peduli, hatinya sudah mati untuk Gea.
"Drama apa yang lo buat? Jelasin ke Fia sekarang. Bilang kalau--"
"Aku hamil." Randy langsung terdiam, menatap Gea yang menunduk. Punggungnya bergetar, tanda bahwa Gea tengah menangis. Memejamkan matanya, lalu mengusap wajahnya frustasi.
"Anak siapa?" Gea mendongak, menatap sendu pada Randy yang meliriknya sinis.
"Aku cuma lakuin itu sama kamu." Randy tertawa remeh, mendekat kan wajahnya pada Gea. Menatap tajam Gea.
"Anak siapa?" Kali ini nada bicara Randy terdengar begitu tajam dan menusuk. Gea gelapan, tapi ia mencoba tenang.
"Anak ka--"
"Anak siapa?!" sentak Randy, membuat Gea terguncang kaget. Gea menelan salivanya sejenak, menunduk sembari menangis. Takut melihat Randy seperti ini.
Randy mengacak rambutnya frustasi, ia duduk di sofa. Memandang Gea lekat, meminta penjelasan dari cewek itu. Gea masih diam, badannya bergetar.
"Randy, tolong tanggung jawab. Aku nggak bisa membesarkan anak ini sendiri." Gea bersimpuh di depan Randy, menangis-nangis. Gea memohon penuh harap.
"Anak siapa?" Lagi, Randy menanya kan hal yang sama. Gea menghela napas, ia tidak bisa bohong lagi pada Randy.
"Kalau kamu tahu, janji mau tanggung jawab?"
"Anak siapa?" Randy balik tanya. Gea menyeka air matanya, menarik napas dalam-dalam. Perlahan, kepalanya menggeleng.
"Nggak tahu," jawab Gea lirih. Air matanya kembali mengalir. "Malam itu aku frustasi, aku ke club. Mabuk berat, dan aku nggak sadar. Paginya aku udah ada di kamar dengan kondisi menjijikkan."
Gea menangis lagi, rasanya malu menceritakan itu semua. Gea menggenggam tangan Randy, menatap Randy penuh harap.
"Tolong, bantu aku." Randy menepis tangan Gea, ia kembali pada niat awalnya. Bukan untuk mengkasihani Gea. Randy bangkit dari duduknya.
"Iya, gue bakalan bantu cari pelaku itu." Gea menggeleng, ia ikut berdiri dan mendekati Randy.
"Percuma. Dia pasti enggak akan mau tanggung jawab. Dia aja ninggalin aku gitu aja. Karena itu, kenapa malam itu aku paksa kamu lakuin itu. Karena aku butuh pertanggung jawaban."
"Lalu Fia?" Gea terdiam mendengarnya, tatapan Randy dingin dan tajam. Perlahan, tangan Randy berada di pundak Gea. Mencengkram erat bahu Gea. Membuat Gea meringis sakit.
"Cukup Gea, gue nggak bisa lebih lanjut sama lo. Lo boleh bilang gue pecundang atau apa pun itu, karena udah ingkarin janji gue sama papa lo. Tapi, kondisinya sekarang udah beda. Fia butuh gue."
"Lalu aku? Randy kamu jangan lupa, aku cuma punya kamu. Terus sekarang kamu mau tinggali aku? Randy--"
"Gea," potong Randy dingin. "Lo nggak sendiri, lo punya Tuhan. Deketin diri lo sama Tuhan, apalagi setelah kesalahan lo ini."
Gea terdiam dengan tangisnya.
"Dan, masih ada ayah dari bayi lo. Gue bantu cari orang itu, dia harus tanggung jawab." Gea tidak tahu harus berbuat apa, Randy benar-benar sudah tidak bisa Gea harapkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Leader[END]
Teen Fiction"Yakin deh, fisik lo aja gue jagain. Apalagi hati lo." Randy mengedipkan matanya dengan jahil. "Dih! Gue nggak suka sama lo. Tapi gue mau lo jadi pacar gue?" "Alasannya?" "Karena cuma lo yang bisa jagain gue." "Lo nggak pantes jadi pacar gue," u...