SAYA JANJI AKAN VOTE!!
SELAMAT MEMBACA^^•••
Randy tengah berada di ruang ganti pakaian, ia belum ganti baju. Ia sedang asik bermain ponsel. Sebagai perayaan perpisahan kelas 12, SMA Nusa Mars mengadakan perlombaan bermacam-macam.Ada yang antar kelas, atau pun antar angkatan. Dan Randy sekarang tidak tahu harus menjadi leader tim mana.
"Ini beneran sepakbola sama basket barengan?" tanya Randy sekali lagi, ia menepis ponselnya.
"Yoi bos!" jawab Jakson sembari menginjak bungkus rokoknya. "Gimana, lo leader in tim mana?"
"Dua-duanya aja," sahut Kenzo ngawur. "Lapangannya kan sebelah. Tinggal lari bolak-balik."
Randy melempari kepala Kenzo dengan bola basket. Ia menghela napas panjang, lalu berdiri dan keluar ruangan. Randy mencari seseorang, tak lama senyuman terbit.
Sosok istrinya terlihat sedang berada di depan ruang ganti perempuan. Randy bersiul, membuat Fia menoleh. Fia pamit sejeka pada teman-temannya, lalu menghampiri Randy.
"Kenapa?" tanya Fia.
"Gue bingung nih." Randy menyilang kan kedua tangannya di depan dada. Lalu menyenderkan punggungnya di pintu. "Menurut lo, gue jadi leader tim basket atau sepakbola?"
Fia membulatkan matanya, sedetik kemudian ia berdecak. "Jadi lo manggil gue cuma buat ini?"
Dengan gemas Randy mengangguk. "Ya gue bingung. Gini nih resiko jadi leader besar."
Fia memutar bola matanya malas. "Ck, sombong. Basket aja."
"Kenapa?"
"Kalau sepakbola kan bisa diganti Samuel."
Randy manggut-manggut, lalu tersenyum lebar. Ia mengelus-elus rambut Fia. "Gue yakin pilihan lo bakalan buat gue menang."
Fia hanya bergumam, saat ia hendak pergi, Randy mencekal tangannya. Membuat Fia kembali menoleh. "Kenapa lagi?"
Randy mendekatkan wajahnya pada Fia, menelisir wajah istrinya. Randy mengelus punggung tangan Fia. Tatapannya tidak lepas dari mata Fia.
Tatapan itu, membuat jantung Fia berdebar kencang.
"Lo kenapa? Pasti ada masalah, sini cerita." Randy menarik lengan Fia, mereka duduk di bangku depan ruang ganti. "Kenapa?"
Fia melirik Randy, lalu menggeleng pelan. Fia mengulum senyum lebar. Tidak mau membuat Randy khawatir. Fia mengelus-elus rambut Randy, membuat cowok itu terkekeh pelan.
"Gapapa ih," ujar Fia lalu mencubit pipi Randy. "Yang fokus ya mainnya. Kalah nanti malu-maluin."
"Ya kali," ucap Randy sembari merapikan rambut Fia, menyelipkan nya ke belakang telinga. "Inget, gue ini leader. Ya kali kalah."
Fia hanya manggut-manggut, malas jika Randy sudah membangga-banggakan dirinya sebagai leader. Fia lantas berdiri, saat ia hendak pergi lagi-lagi Randy menahannya.
Randy ikut berdiri, tersenyum jahil. Hal itu membuat Fia memicingkan matanya curiga. Lantas Fia mundur satu langkah.
"Apa?!" ketus Fia, seakan tahu jika Randy menginginkan sesuatu.
"Cium dong," ucap Randy sembari mendekatkan wajahnya pada Fia. "Biar semangat!"
Fia mendesah kesal, tuh kan benar. Fia menatap sekeliling, yang tentunya banyak orang. Fia menjauhkan muka Randy dengan telapak tangannya.
"Banyak orang."
Randy berdecak kesal. "Kalau berdua, mau?"
"Ih! Gue injak nih muka lo!" ancam Fia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Leader[END]
Teen Fiction"Yakin deh, fisik lo aja gue jagain. Apalagi hati lo." Randy mengedipkan matanya dengan jahil. "Dih! Gue nggak suka sama lo. Tapi gue mau lo jadi pacar gue?" "Alasannya?" "Karena cuma lo yang bisa jagain gue." "Lo nggak pantes jadi pacar gue," u...