SAYA JANJI AKAN VOTE KALAU BACA!
SELAMAT MEMBACA^^
•••
Fia menatap Randy dengan sendu, perasaannya berkecamuk. Benar, fakta itu sulit untuk Fia terima. Fia benar-benar tidak menduga, selama ini ia hidup bersama Randy yang amnesia?
Sekarang Fia harus apa? Randy juga sama, dia tidak menginginkan hal ini terjadi. Semua ini diluar kuasa Randy. Fia tersenyum getir.
"Ta-tapi ... gue enggak mau diduain. Maaf gue egois." Fia menggenggam tangan Randy, matanya sudah berkaca-kaca. "Lo, laki-laki pertama yang gue cinta. Dan lo, enggak akan gue lepasin."
Randy mengepalkan tangannya erat-erat, sekarang dirinya dibuat semakin bimbang. Ia juga sangat mencintai Fia. Tapi Randy tidak bisa semudah itu melupakan tanggung jawabnya pada Gea.
"Randy, tolong. Tolong jadikan gue perempuan satu-satunya dalam hati lo."
Randy merasakan ada desiran di dadanya. Fia tidak marah atau kecewa, tapi gadis itu berusaha mempertahankan hubungan mereka. Randy sekarang yakin jika Fia sangat mencintainya.
Rasa menyesal meliputi Randy, menyesal karena kemarin-kemarin pernah menyakiti hati istrinya. Randy menunduk sembari menghela napas panjang.
"Mas-mas tolong!"
Randy mendongak, menatap seorang ibu-ibu yang menghampirinya. "Iya?"
"Ada yang keserempet motor. Minta dipanggilin mas," ujar ibu itu.
Randy menatap pada Fia sejenak, lalu menoleh pada ibu-ibu itu lagi. Merasa heran, "kenapa harus saya? Memangnya siapa?"
"Namanya ... mbak Gea."
Mendengar nama Gea, Randy langsung membulatkan matanya. Randy melepaskan genggaman tangan Fia, ia langsung berdiri. Tanpa menoleh pada Fia, Randy langsung berlari dengan panik.
Melihat itu membuat Fia meringis. Hatinya kembali sakit, melihat bagaimana pedulinya Randy pada Gea. Fia tersenyum getir dengan iringan air matanya.
"Apa gue harus mengalah Randy?"
•••
Randy menghampiri kerumunan di tepi jalan, ia segera mendekati Gea. Gadis itu hanya lecet-lecet sedikit, hanya bagian siku dan lutut nya saja. Randy menghela napas lega.
"Makasih pak bu," ucap Randy pada orang-orang yang ada di sana. Setelahnya kerumunan orang-orang itu pergi. Randy menatap pada Gea.
"Kenapa gini?"
"Sakit Randy, sakit hiks," rengek Gea sembari mengusap matanya yang berkaca-kaca.
Randy berdecak kesal, ia berdiri lalu mengulurkan tangannya pada Gea. Dengan hati-hati Gea berdiri, Randy lalu merangkul Gea dan dituntut perlahan untuk duduk di bangku taman.
"Randy, tapi kamu sama Fia?" tanya Gea, Randy yang tadinya hendak membersihkan luka Gea langsung mendongak. Randy mengangguk sekenanya.
"Fia udah tahu semuanya. Lalu kamu mau apa setelah ini? Fia egois, apa kamu akan ninggalin aku?"
Randy memalingkan wajahnya, perasaannya begitu berkecamuk sekarang ini. Randy tidak bisa berpikir jernih sekarang, mulutnya seakan terkunci rapat.
"Randy, aku udah enggak punya siapa-siapa di sini. Cuma kamu yang aku harapin." Gea mengusap air matanya.
"Samuel sekarang acuh sama aku, bahkan dia lebih mendukung Fia. Semua orang begitu. Aku enggak punya siapa-siapa di sini."
Gea mengalihkan pandangannya, menahan sesak yang ada di dadanya. Ia sangat mencintai Randy, rindu yang seharusnya bisa ia lepaskan sekarang. Tapi masih saja tertahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Leader[END]
Teen Fiction"Yakin deh, fisik lo aja gue jagain. Apalagi hati lo." Randy mengedipkan matanya dengan jahil. "Dih! Gue nggak suka sama lo. Tapi gue mau lo jadi pacar gue?" "Alasannya?" "Karena cuma lo yang bisa jagain gue." "Lo nggak pantes jadi pacar gue," u...