Gatau gatau lah intinya pengen up aja. Lagi frustasi mikirin tugas, dan kepengen up😏
SAYA JANJI AKAN VOTE KALAU BACA!
SELAMAT MEMBACA^^
•••Cukup lama Fia diluar menunggu Randy keluar. Tapi tak kunjung keluar. Ini sudah menunjukkan pukul 9 malam, Fia juga sudah mengantuk. Randy berganti pakai dari jam 7, itu sudah sangat lama.
Oleh sebab itu Fia memutuskan untuk masuk ke dalam kamar. Senyum Fia yang tadinya mengembang langsung pudar, melihat Randy sudah tertidur pulas.
"Randy?" gumam Fia sembari berjalan mendekati Rsndy. "Lo kenapa sih? Ini bukan sifat lo."
Biasanya Randy akan menunggu Fia tidur dahulu baru ia tidur. Randy tidak pernah tidur duluan, meskipun Randy sedang sakit Randy tetap menunggu Fia tidur duluan.
Dan kenapa untuk pertama kalinya Randy tidur dulu? Walaupun hanya masalah tidur. Tapi Fia rasa sesak di dadanya.
"Gapapa Fia, Randy pasti capek banget." Fia mencoba paham dan mengerti. Ia beranjak ke atas ranjang, mengelus lembut rambut Randy. "Tapi lo habis ngapain sih? Cewek itu siapa?"
Fia masih mengelus rambut Randy, sembari bersender. Biasanya yang melakukan ini Randy. Tapi biarlah, mungkin gantian tak apa. Tapi tiba-tiba Randy terbangun dan menepis tangan Fia.
"Bisa kan jangan sentuh-sentuh?" ketus Randy sembari menyibakkan selimutnya.Randy berdiri dan hendak pergi. Tapi ia menoleh sejenak pada Fia.
"Ganggu!"
Hati Fia semakin sesak. Ganggu? Jadi Fia mengganggu Randy? Kenapa cowok itu berubah? Dan Randy memilih tidur di kamar lain.
•••
Fia telah menyelesaikan kegiatannya menyapu. Tersenyum sejenak lalu berjalan menuju meja makan. Ia terkejut melihat Randy yang sudah berada di meja makan.
"Lo udah bangun. Ayo sarapan."
Fia duduk di depan Randy, ia mencoba biasa saja dan melupakan kejadian semalam. Fia menganggap jika Randy sangat kecapekan makanya bersikap seperti itu.
Randy menatap Fia datar, tiba-tiba Randy berdiri sembari menggebrak meja. Randy mengangkat piring yang berisi makanan yang dimasak Fia semalam. Randy tanpa tega membuang piring itu ke lantai.
"Lo kasih gue sarapan basi kayak gitu?!" gertak Randy membuat Fia terkejut.
"Bukan maksud." Fia mencoba tenang dulu. "Itu masakan gue semalam, tadinya buat lo. Tapi lo kayaknya kecapekan banget. Gue lupa makan juga."
Fia tersenyum getir. "Tapi gue pagi ini udah masak kok. Yang itu gapapa dibuang. Nanti gue beresin pecahan piringnya. Lo makan aj--"
"Nggak usah!" potong Randy ketus lagi. "Bosen sarapan itu-itu aja. Gue sarapan di luar."
Dada Fia terasa begitu sesak, sifat Randy benar-benar berbeda. Ini bukan Randy suaminya. Randy tidak pernah seketus ini pada Fia. Sejak dulu Randy tidak pernah protes jika Fia memasak, walaupun hanya itu-itu saja, Randy tetap memakannya dengan nikmat bahkan terus memujinya.
"Randy, lo kenapa sih? Salah gue apa?"
Fia berdiri, menatap Randy yang membuang muka. Ia mencoba menahan air matanya yang sudah berada di pelupuk mata. Tanpa Fia sadar, tangan Randy terkepal erat.
"Bilang sini, sebutin. Gue akan coba perbaiki kesalahan gue."
Randy menatap Fia dari ekor matanya. Randy tak mempedulikan, ia menyambar jaket serta kunci motornya. Saat hendak pergi, tangannya dicekal oleh Fia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Leader[END]
Teen Fiction"Yakin deh, fisik lo aja gue jagain. Apalagi hati lo." Randy mengedipkan matanya dengan jahil. "Dih! Gue nggak suka sama lo. Tapi gue mau lo jadi pacar gue?" "Alasannya?" "Karena cuma lo yang bisa jagain gue." "Lo nggak pantes jadi pacar gue," u...