SAYA JANJI AKAN VOTE!!
Selamat Membaca ya°^°
•••"Gue bilang gue nggak bisa." Randy mengusap wajahnya frustasi, ia benar-benar kehilangan kendali sekarang. Sudah tidak bisa lagi sabar menghadapi Gea.
Gea menatap Randy sendu, air matanya sudah mengalir. Gea mencoba meraih tangan Randy, tapi Randy segera menepisnya. Gea hanya mampu menghela napas panjang.
"Gea, lo cewek. Harusnya punya harga diri yang tinggi. Jangan jadi cewek murahan cuma karena cinta!"
Randy menatap Gea yang menangis, sembari memeluk lututnya. Randy sudah tidak punya rasa iba pada Gea.
"Aku frustasi, Randy. Aku benar-benar nggak mau kehilangan kamu." Gea turun dari atas ranjang, ia mendekati Randy. Gea menarik lengan Randy, lalu segera memeluk Randy. Erat, bahkan Randy memberontak Gea tidak peduli.
"Sentuh aku, Randy. Tiduri aku. Aku mohon." pinta Gea dengan terus memeluk Randy erat. Randy menarik napas dalam-dalam, emosinya sudah memuncak. Randy mendorong tubuh Gea hingga jatuh di ranjang.
"Gue bukan cowok seperti itu." Randy mengambil selimut, lalu melemparkannya pada tubuh Gea. Menutupinya. Karena Gea sengaja hanya memakai lingerie saja.
"Kalau lo minta gue tengah malem ke sini cuma untuk itu. Gue kecewa, gue marah. Bahkan, sikap lo ini bikin gue ingin pergi."
Gea menahan tangan Randy, semakin menangis deras. "Aku bisa gila kalau kamu pergi. Aku lakuin ini untuk mempertahankan kamu. Kalau aku hamil anak kamu, kita bisa nikah. Itu yang aku mau!"
Randy menjambak rambutnya frustasi, menghempas kasar tangan Gea. "Gue mau pulang. Kasih kunci kamarnya."
"Nggak!" Gea menggeleng keras, ia menyembunyikan kunci kamar itu dibalik tubuhnya. "Sentuh aku dulu, baru pulang."
Randy menatap Gea dengan mata elangnya. Dia cowok, dia manusia, dia juga punya nafsu. Tapi Randy hanya akan melakukan itu pada Fia. Randy naik ke atas ranjang, membuat senyum Gea mengembang lebar.
"Dengerin, gue cuma akan lakuin itu sama Fia. Istri gue."
Dengan cepat Randy merampas kunci itu, dan segera turun dari ranjang. Gea mencoba menahannya, Gea menarik baju Randy hingga robek. Tapi Randy segera menepisnya, Randy sudah pergi.
"Argh! Siall!" Gea mengacak rambutnya frustasi, ia menangis kencang sembari memeluk tubuhnya sendiri. Dia sudah rela menjatuhkan harga dirinya hanya untuk Randy. Tapi semua itu tidak membuat iman Randy goyah.
Drrrtt...
Gea menghentikan tangisnya, mendengar bunyi telpon. Ia menoleh ke bawah, ternyata handphone Randy. Gea mengambilnya, tertera nama Fia di sana.
"Fia, maaf gue harus jahat." Gea mengangkat telpon itu, ia belum bersuara.
"Lo dimana? Gue mau lo pulang sekarang." Fia membuka pembicaraan dari sebrang sana.
"Aakhh sayangg ..." ucap Gea sensual. Ia mencoba menahan tawanya. Gea tersenyum licik, sekarang dramanya dimulai. "Kaamuu telpon siapa? Katanya mau main sampai pagii? Ayo lanjut."
Gea kembali bersuara, lebih tepatnya mendesah, seolah ia sedang melakukan itu dengan Randy. Beberapa menit, Fia mematikan teleponnya. Dan Gea tertawa puas.
"Maaf Randy, kamu jahat sih."
•••
"Brengsek!"
Satu kata umpatan itu keluar dari mulut Fia. Setelah sekian lama Fia menahan, menahan segala amarahnya. Dan sekarang, ia benar-benar sudah tidak bisa menahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Leader[END]
Teen Fiction"Yakin deh, fisik lo aja gue jagain. Apalagi hati lo." Randy mengedipkan matanya dengan jahil. "Dih! Gue nggak suka sama lo. Tapi gue mau lo jadi pacar gue?" "Alasannya?" "Karena cuma lo yang bisa jagain gue." "Lo nggak pantes jadi pacar gue," u...