SAYA JANJI AKAN VOTE KALAU BACA!
SELAMAT MEMBACA^^
•••Fia melangkahkan kakinya dengan gontai, ia mengusap air matanya. Ia harus pulang sendirian, padahal tadi ia berharap bisa tidur di apartemen Randy. Nyatanya tidak bisa.
Fia mencoba kuat, setelah dari apartemen Randy Fia harus ke rumah sakit. Dokter Reza menyarankan agar ia check up seminggu 3 kali. Belum lagi ia harus check kondisi ginjalnya.
"Fia?"
Fia terkejut, ia menoleh ke samping dan melihat Bara. Melihat Bara di sini, membuat Fia takut. Mengingat pertemuan terakhir mereka yang tidak baik. Fia tidak mau Bara berbuat nekat lagi.
Apalagi sekarang ia sedang hamil. Fia sangat mengkhawatirkan kondisi janinnya. Fia mundur selangkah.
"Mau apa lo? Lebih baik lo pergi!"
Bara tertawa pelan, lalu menggeleng lirih. "Tenang aja."
Bara menatap ke samping, lalu melambaikan tangannya pada seseorang. Fia hanya diam dengan heran. Tak lama ada seorang gadis cantik menghampiri mereka.
Bara merangkul pundak gadis itu dengan mesra. Gadis itu tersenyum ramah pada Fia. Membuat Fia tersenyum canggung.
"Pacar gue."
Fia membulatkan, terkejut dan senang dengan perkataan Bara. 3 tahun lamanya Bara mengejar-ngejar Fia, dan akhirnya Bara menemukan seseorang yang pas. Tentu Fia senang.
Senang bisa terlepas dari Bara. Fia tersenyum lebar, ketakutannya langsung sirna.
"Selamat ya. Kenapa nggak dari dulu aja sih?"
Bara tertawa kecil mendengarnya. Ternyata menunggu 3 tahun membuat Bara pada akhirnya bosan dan menyerah. Di saat itu lah, gadis cantik bernama Tania itu hadir.
"Btw, gue udah tahu banyak soal lo sama Randy. Ternyata udah nikah. Gimana sekarang hubungan kalian?"
Fia meringis mendengarnya. Ia memilih tersenyum lebar. "Baik kok."
"Randy nggak nakal kan sama lo? Awas aja dia nyakitin lo. Gue bakalan belain lo, ya tahu sih gue bukan siapa-siapa lo."
Fia tersenyum getir. "Enggak, Randy sayang sama gue. Tenang aja. Nggak perlu repot-repot lo."
Bara mengangguk-angguk saja. Fia sengaja merahasiakan masalah rumah tangganya. Lagi pula itu privasi. Dan Fia juga tidak mau menjelek-jelekkan nama Randy.
"Gue duluan ya," pamit Bara lalu menggandeng tangan Tania.
Fia menghela napas panjang. "Pada akhirnya kisah cinta lo yang berakhir bahagia, Bara. Sedangkan gue, tragis."
•••
Fia membuka pintu rumahnya, hari ini ia sengaja tidak ke rumah sakit untuk check up. Fia merasa butuh istirahat saja. Tapi Fia terkejut melihat seseorang yang ada di ruang tamu.
"Mama?" lirih Fia seraya mendekati Bu Nayya. Ia mencium punggung tangan Bu Nayya dengan senyum lebarnya. "Mama kok nggak kabarin mau ke sini?"
Bu Nayya menatap sendu pada Fia, detik selanjutnya ia memeluk mantunya itu dengan erat. Fia dapat merasakan tangis bu Nayya dan elusan lembut dipunggung nya.
"Maaf, Sayang. Randy sudah mengecewakan kamu. Mama minta maaf," ucap Bu Nayya diiringi tangisnya.
Fia menghela napas panjang, lalu merenggangkan pelukannya. Fia mengusap air mata Bu Nayya. Ia tersenyum lebar, menandakan ia tidak apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Leader[END]
Fiksi Remaja"Yakin deh, fisik lo aja gue jagain. Apalagi hati lo." Randy mengedipkan matanya dengan jahil. "Dih! Gue nggak suka sama lo. Tapi gue mau lo jadi pacar gue?" "Alasannya?" "Karena cuma lo yang bisa jagain gue." "Lo nggak pantes jadi pacar gue," u...