8|| Rasa Suka?

6.1K 631 52
                                    

SAYA JANJI  AKAN VOTE KALAU BACA!

HAPPY READING^^

Follow ig dan wp ku! @nandaphp_

•••

"Sarapan mana woy!"

"Istri mana woy!"

Fia menutup telinganya rapat-rapat. Mood paginya harus dikacaukan oleh teriakan dari Randy. Lelaki itu sama sekali tidak bisa diam, padahal Fia sedang memasakkan untuk sarapan.

Dengan cepat Fia menyelesaikan masaknya dan segera membawa dua piring ke meja makan. Agar lelaki itu segera diam.

"Makan!" suruh Fia dengan judes.

Fia mengambil satu piring, berdoa sejenak sebelum makan. Baru akan menyuapkan nasi ke mulutnya, Randy kembali bersuara.

"Masak apa nih, istri?"

"Lo enggak lihat? Telor mata lo!"desis Fia.

Randy manggut-manggut, "pantes tadi mata gue sakit. Digoreng ternyata."

Fia memilih diam, tidak merespon ucapan Randy. Fia makan dengan lahap, lain dengan Randy yang makannya terlalu ribet. Nasinya harus banyak dan telurnya sedikit. Sudah begitu, ngunyah nya pun begitu lama.

"Lo enggak suka?" tanya Fia menebak-nebak.

"Enggak terbiasa. Biasanya sarapan roti. Lo juga masak buat sarapan beginian. Lo kan orkay, masa sarapannya--"

"Apa?!" potong Fia, ia berkacak pinggang. "Ini makanan favorit gue. Emang kalau orkay makanannya harus yang mahal-mahal?! Kata-kata lo itu seakan ngerendahin orang-orang yang makan ini!"

Randy kicep, menelan ludahnya susah payah. Ia memilih pasrah dan makan apa yang ada. Daripada ia tidak makan, Randy paling tidak bisa menahan lapar.

Fia mengontrol emosinya, ini masih terlalu pagi untuk ia ngamuk-ngamuk. Setidaknya ia harus tahan-tahan.

"Lum, lo tuh nggak bisa masak ya?" tebak Randy.

Fia menelan ludahnya, lalu meneguk air minum. "Nggak usah ngejek."

Randy tertawa kecil, ia bisa tahu jika istrinya itu tidak pandai masak. Masak telur saja rasanya begitu campur aduk. Padahal hanya telur.

"Lo sama gue judes banget sih? Kalau sama orang lain aja ramah, apalagi sama Kenthon."

Fia menaikkan satu alisnya, ia juga sadar jika sikapnya selalu berbeda jika bersama Randy. Fia sebelumnya tidak sejudes ini, ia selalu ramah. Tapi saat bersama Randy selalu menyulut emosi Fia.

"Bisa enggak lo lemah lembut dan manis sama suami sendiri?" ujar Randy dengan raut sedihnya.

Fia berdehem sejenak.

"Kalau aja dari awal lo enggak ngeselin, gue bisa aja baik sama lo. Tapi, lo udah dicap buruk di gue."

Keduanya terdiam, larut dalam pikirannya masing-masing. Fia yang sibuk memikirkan segala sikap Randy. Masih bingung kenapa Randy menikahinya?

"Cepetan makan, nanti telat!" ujar Randy membuat Fia mengernyit heran.

"Sejak kapan lo peduli telat atau enggak?"

Randy nyengir, "suami mau belajar jadi siswa yang baik, biar istrinya seneng."

Fia bergidik ngeri mendengar hal itu, ia masih tidak suka dengan sebutan suami istri. Saat Fia sudah menyelesaikan makannya, ia meraih tasnya. Memeriksa kembali apakah ada buku yang tertinggal. Setelah dirasa tidak ada Fia menggendong tasnya.

Married With Leader[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang