11|| Sekamar

7.9K 569 40
                                    

SAYA JANJI DEMI TUHAN AKAN VOTE KALAU BACA!

SELAMAT MEMBACA^^

•••

Fia menggigit-gigit bibir bawahnya sambil mondar-mandir di kamar. Perasaannya masih tidak tenang, apalagi setelah tadi melakukan ciuman pertama dengan Randy. Itu semua terpaksa.

Ingat! Terpaksa. Yah, Fia harus mau melakukannya. Rasanya masih tidak rela ciuman pertamanya diambil sembarangan, meskipun itu dengan suaminya sendiri.

Dan malam ini, Fia harus satu kamar lagi dengan Randy. Oh tidak! Fia harus mencari jalan keluar. Fia benar-benar menyesal telah membuat Randy cemburu seperti tadi.

"Argh!"

Fia mengacak rambutnya frustasi, lalu mendudukkan dirinya di tepi ranjang. Tepat dengan Randy yang masuk ke kamar. Debaran jantung Fia berpacu cepat, padahal hanya tidur sekamar.

Randy menarik sudut bibirnya, membentuk sebuah senyum miring. Randy tahu pikiran Fia pasti sudah ke mana-mana. Perlahan Randy mendekati Fia, dengan tatapan kehausan.

"Heh! Mau ngapain lo?!"

Randy tidak mempedulikan ucapan Fia. Ia terus mendekatkan wajahnya ke Fia. Senyum miringnya masih tercetak jelas di wajah tampannya. Tangan besar Randy bergerak, mengelus lembut rambut panjang Fia.

Fia yang tidak mau terjadi hal lebih langsung bertindak. Dengan gesit ia menendang dengan keras bagian vital milik Randy. Membuat cowok itu berteriak kesakitan.

"Rasain lo!"

Fia langsung mengambil posisi hendak tidur, ia membaringkan tubuhnya dan menarik selimut. Tak lupa ia menaruh 2 buah guling, untuk menjadi penghalang antara ia dan Randy.

Saat Fia sudah memejamkan matanya, Randy berusaha berdiri. Cowok itu sedikit meringis, lalu segera menyingkir kan 2 guling itu. Ia lempar ke sembarang arah.

Fia langsung membuka matanya.

"Eh lo--"

"Apa?!" potong Randy dingin.

Fia langsung kicep, dan Randy langsung membuka bajunya. Lalu mengambil posisi. Ia menarik selimut dan ikut berbaring di samping Fia. Jantung Fia sudah was-was tidak karuan.

Dan sekarang, Randy dengan tiba-tiba memeluknya dengan erat. Randy menyenderkan kepalanya di depan dada Fia dengan pelukan yang erat.

"Peluk aja, Fi. janji enggak gue apa-apain kok!" ucap Randy dengan mata terpejam.

Fia tidak tahu harus bagaimana. Dirinya ingin menolak, bahkan bisa saja mendorong Randy. Tapi kenapa batinnya merasa nyaman. Bahkan, tangan Fia perlahan membalas pelukan itu.

Untuk pertama kalinya ia tidur dalam pelukan seseorang. Setelah bertahun-tahun lamanya tidak pernah mendapatkan perlakuan seperti ini, sejak orang tua nya tidak ada.

Hanya rasa nyaman yang Fia rasakan.

"Jangan nakal-nakal lagi, Lum. Gue benci lihat lo sama cowok lain."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Married With Leader[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang