SAYA JANJI DEMI TUHAN AKAN VOTE KALAU BACA!
PASTIKAN DATA AKTIF SAAT VOTE
SELAMAT MEMBACA^^
•••Randy mengendarai motornya dengan ugal-ugalan, sebab jalanan sepi. Lelaki itu terus bernyanyi tidak karuan, bahkan suaranya itu mengalahkan toa masjid. Tiba-tiba Randy berdiri sembari mengendalikan motornya tidak benar.
Fia yang sejak tadi ketakutan langsung memeluk perut Randy. Matanya terpejam kala motor Randy bergoyang ke kiri dan ke kanan. Bahkan kecepatannya tidak stabil, kadang pelan lalu tiba-tiba nge gas.
"Rendolll duduk ih! Yang bener bawa motornya!"
Randy seolah tidak peduli dengan teriakan Fia. Meskipun beberapa orang di jalanan memperhatikan nya dengan wajah aneh, Randy tidak peduli.
Dengan tiba-tiba Randy mengerem motornya, membuat motornya sedikit terjungkal ke depan. Jantung Fia berdebar kencang, benar-benar takut.
Fia langsung turun dari motornya. Merapikan rambutnya sejenak sebelum ia menggeplak kepala Randy dengan kencang.
"Sinting lo?! Mau mati--"
"Sssttt." Randy menaruh jarinya di mulut Fia, membuat gadis itu langsung mengatupkan mulutnya. "Bentaran, lo di sini aja. Entar ilang, gue yang susah."
Fia memutar bola matanya malas, sedangkan Randy melangkahkan kakinya pergi. Fia yang kepo pun mengamati Randy, lelaki itu tampak berjongkok di depan beberapa anak-anak jalanan. Dan Randy mengeluarkan uang ratusan ribu yang jumlahnya banyak, entah berapa Fia tidak tahu.
Fia melihat tangan Randy dengan ringannya mengelus rambut mereka, tidak merasa jijik sama sekali dengan mereka yang begitu kotor. Tak lama Randy kembali.
"Lo tadi--"
"Kasihan mereka, Fi. Pasti lapar, banyak orang di luaran sana yang enggak seberuntung kita," ucap Randy memotong ucapan Fia.
Fia menggigit bibir bawahnya, merasa terpana dengan sikap baik Randy. Satu sisi dari diri Randy yang jarang orang tahu.
"Gue bayanginya kalau nanti anak-anak kita kayak gitu, Fi. Gue mana tega." Fia membulatkan matanya, mendengar kata 'anak kita' membuat bulu kuduk Fia meremang.
"Mana ada anak kita heh! Ngimpi lo!" Randy mendelik sebal, tangannya dengan jahil mencubit pipi Fia gemas.
"Lama-lama gue yakin kita bakalan punya anak kok hehe. Pelan-pelan dulu, dari mulai nikah, tidur sekamar, ciuman pertama, dan nanti gue yakin malam itu akan tiba haha."
Fia menggeleng lirih, semakin ngeri dengan ucapan Randy yang sudah mulai ngawur lagi. Tak pernah terbayang dalam benak Fia untuk punya anak dari Randy.
Tiba-tiba tangan Randy mengelus lembut pucuk kepala Fia. Lalu mencubit pelan hidung istrinya itu.
"Gue janji enggak akan ninggalin lo sama anak-anak kita nanti. Gue enggak akan buat istri sama anak-anak kita sedih, kesepian dan kelaparan, Fi."
Fia merasakan denyut jantungnya berdetak tidak karuan. Kata-kata terlihat begitu manis, apalagi Randy mengucapkan dengan begitu serius dan seperti tulus.
"Pegang omongan gue, Fi. Kalau-kalau gue nyakitin lo nanti, jangan tinggalin gue ya? Hukum gue sepuas lo, tapi tolong ... stay with me."
Fia terdiam, terhenyak dengan ucapan Randy. Terdengar menye-menye, tapi Fia merasakan debaran di dadanya.
"Jadi, kapan mau bikin anak beb?" Detik selanjutnya, Fia kembali melotot tajam. Fia menginjak kaki Randy dengan sebal. Cowok itu hanya nyengir lebar.
•••
Basecamp anak-anak Dark Lion riuh dengan suara nyanyian mereka. Ada yang memukul-mukul meja, pintu, dan lainnya. Seolah itu adalah gendang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Leader[END]
Teen Fiction"Yakin deh, fisik lo aja gue jagain. Apalagi hati lo." Randy mengedipkan matanya dengan jahil. "Dih! Gue nggak suka sama lo. Tapi gue mau lo jadi pacar gue?" "Alasannya?" "Karena cuma lo yang bisa jagain gue." "Lo nggak pantes jadi pacar gue," u...