Jungkook ngehela napas pelan.
Gila, hari ini dosennya bener-bener mau buat anak-anak didiknya mati berdiri.
Ya yang iya aja, kelasnya berjam-jam materi sekalian praktek trus ada lagi tugasnya. Dan itu tugas nggak cuman satu!
Bagus dari awal Jungkook nggak usah ngambil kuliah, langsung kerja kaya beberapa teman SMA-nya. Tapi kalau udah terlanjur begini, mau berhenti pun sayang. Tinggal 3 semester lagi. Ya udah, apa boleh buat, terobos ajalah.
Jungkook sampirin tasnya ke pundak kanannya, bawa beberapa buku paket yang mau dimasukin ke loker trus jalan keluar kelas.
Koridor nggak terlalu sepi, ada mahasiswa-mahasiswi juga yang lalu-lalang, entah itu yang ada kelas atau ke kantin atau anak-anak yang sibuk bimbingan skripsi.
Dan nggak lama dia sampe di koridor loker, dia masukin buku-bukunya dan lanjut jalan ke gerbang.
Pas udah sampe di parkiran, Jungkook berhenti. Ngernyit bentar, trus geleng-geleng kepala sambil mukul jidatnya. Ngerasa bodoh. Padahal tadi dia nggak naik motor, dia naik bus, gara-gara sekalian nemenin temen barunya itu ke market.
Astaga, Jeon Jungkook.
"WOY!"
Jungkook kaget, dia balik badan, terus natep galak sohibnya. Yoongi nyikut pinggang Jimin, pacarnya ini kenapa suka banget teriak dimana-mana. Lapak jual pacar dimana dah?
"Kenapa lo? Kaya orang ilang aja berdiri disini terus."
"Nggak papa."
"Oh? Lo nggak bawa motor, Jung?"
Itu Yoongi yang nanya. Jungkook cuman ngeringis kecil, dia ngangguk nge-iyain. "Iya, Kak."
"Lah? Kenapa?" tanya Yoongi lagi. Tumben, biasanya Jungkook naik motor itemnya kalau mau kemana-mana, ibaratnya kalau ada Jungkook di luar rumah pasti bakal ada motornya juga.
"Yah, cuman nggak mau aja sih, Kak, bosen."
"Bosen atau minyak lo abis?"
Jimin teriak 'aduh' pas Jungkook nendang tulang keringnya, "Bahkan gue bisa beliin minyak buat semua motor yang ada di parkiran ini, tau nggak?"
"Oke-oke, gue cuman bercanda. Jadi? Lo mau bareng kita atau gimana? Kebetulan gue bawa mobil hari ini," tanya Jimin.
"Nggak usah, gue naik bus aja."
"Wah, langka banget Jeon Jungkook mau naik bus, gila!"
Jimin mengaduh lagi karena kepalanya dipukul sama kakak pacar. Jimin cuman nyengir nggak berdosa, Yoongi putar mata males. Untung sayang, kalau nggak udah dia lipet-lipet.
"Oh? Udah baikan?" tanya Jungkook.
"Udah dong, Kak Yoongi mana mau lama-lama ngambek sama gue, ntar yang beliin dia yupi siapa? Aduduh, sa-SAKIIT! AMPUN, KAK, AMPUUN!"
Yoongi lepasin jewerannya di telinga Jimin. "Dua bungkus, nggak mau tau."
Jimin masih ngelusin telinga kirinya yang kaya udah mau putus. Jeweran Yoongi memang nggak main-main, sumpah. "Sekalian pabriknya aja Kak, mau?"
"Berisik! Pulang sekarang atau gue naik bus!?"
"Eh!? Iya iya! Gue duluan ya, Jung! Ayo, Kak!" Jimin narik tangan pacarnya setelah pamitan sama sohibnya, pergi dari sana dan ninggalin Jungkook yang geleng-geleng kepala ngeliat kelakuan ajaib pasangan mini itu.
Dan akhirnya Jungkook naik bus juga pas pulang. Dia juga jalan dari halte ke rumahnya.
Baru aja mau buka pintu rumahnya, dia noleh ke rumah di seberangnya. Nggak tau kenapa, rasanya kepalanya gerak sendiri. Dan Jungkook milih buat masuk ke rumahnya aja.
Jungkook nggak tau, kalau sehabis dia masuk ke rumahnya, tepat pas itu juga Taehyung keluar dari rumahnya. Bukan pakai baju santai kaya tadi pagi, tapi baju hangat serta sweater ngebalut badannya. Ada wanita dewasa juga yang ikut keluar. Dan nggak lama ada mobil sedan hitam yang dateng, Taehyung sama wanita itu masuk ke itu mobil dan pergi dari sana.
"Jungkook pulang!"
"Selamat datang, selamat berbelanja," sahut Somi yang lagi duduk-duduk santai di sofa.
"Lo kira ini market apa."
"Somi! Bantu Mama! Kamu ini, Mama lagi sibuk masak kamunya malah enak-enakan nyantai. Mau Mama potong uang jajan kamu, hah!?" Mama dateng sambil bawa sudip. Jungkook ngeringis takut, sudip itu kayanya masih panas.
"Mana bisa, 'kan Papa yang pegang," jawab Somi kalem, mana sambil makan jajan lagi.
"Oh? Lupa ya siapa yang megang kartu Papa? Ya udah, tinggal klik, kepotong deh uang jajannya. HAHAHA!" sahut si mama pakai ketawa kejam sambil balik ke dapur buat lanjutin masaknya.
Somi langsung auto bangkit, jajanannya aja sampe tumpah ke lantai. "Eh!? Iya, Ma! Sini, mana yang mau dibantu!? Kalau perlu Somi aja yang ngerjain, tapi tambah uang jajan ya!?"
Jungkook cuman geleng-geleng kepala aja ngeliatnya, udah kepalang biasa. Dia naik ke kamarnya dan masuk ke kamar mandi. Risih dia sama badannya yang udah lengket sama kotor.
.
.
Jungkook tutup pintu kamarnya. Dia baru aja selesai makan malam bareng keluarganya, dan sekarang dia mau tidur.
Dia naik ke tempat tidur. Pas mau narik selimut, dia berhenti. Dia sadar sesuatu dan akhirnya noleh, dan ternyata balkonnya belum ditutup. Pantes ada angin dingin yang dia rasain, pikiran horornya langsung buyar. Jadinya Jungkook bangun lagi, jalan ke balkon buat tutup pintunya.
Tapi, pas mau tutup, dia bingung ngeliat balkon di seberang rumahnya yang ketutup dan gelap. Padahal semalam dia liat jam segini masih terang, ini kenapa gelap lagi?
Ah, mungkin Taehyung udah tidur, pikirnya.
Jungkook nutup pintu balkonnya, ngerapetin tirai hitamnya dan balik tiduran di kasur.
Natep langit-langit kamarnya sebentar. Dan mejamin matanya. Nggak butuh waktu lama buat dia masuk ke alam mimpi.
.
.
.
... to be continue
[ Revisi : 4 September 2024 ]
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐨𝐲 𝐚𝐭 𝐇𝐨𝐮𝐬𝐞 𝟑𝟎𝟗𝟓 | 𝐊𝐎𝐎𝐊𝐕 [ ✔ ]
FanfictionCuman keseharian Jungkook yang asik digombalin sama anak seberang rumahnya. | KookV | Non baku | | Slice of Life | Romance |