🍁BAB 5 | KEHANGATAN🍁

1.6K 106 4
                                    


Aku bisa merasakannya sekarang. Kamu tidak selalu dingin,hanya saja keadaan yang menyebabkan sikap dinginmu itu hadir.

🍁🍁🍁

Arsya sedang terbaring lemah di atas UKS bed. Seorang laki-laki sedang mencari beberapa obat penangan pertama di kotak P3K.

Tak lama laki-laki itu datang. Dia tak membawa apa-apa,tangan nya kosong.

"Maafin aku dek. Aku udah cari di kotak P3K tapi nggak nemu betadin dan kawan-kawan,kayaknya persedian nya habis deh." Jelas Rangga beruntun,merasa tidak enak.

Arsya tersenyum simpul. Walaupun sedikit meringis kesakitan,ada rasa nyeri yang Arsya rasakan.

"Nggak papa kak. Makasih udah bawa Arsya kesini." Balas Arsya,ia bangun dan duduk.

"Jadi nama kamu Arsya?" tanya Rangga.

Arsya mengangguk,pertanda iya.

"Aku Rangga Juan Argyatama kelas 12 IPA 2," ucap laki-laki itu sembari menyodorkan tangan Kanan nya. Arsya menerima tangan itu dengan baik,tangan mereka saling menjabat sekarang.

Tak lama,Arsya segera melepaskan jabatan itu. "Salam kenal kak."

Rangga tersenyum,memperlihatkan deretan Gigi putih dan lesung pipi miliknya. Terlihat sangat manis,dan sangat tulus.

"Maafin aku ya,harusnya tadi aku yang kena jotosan Mahen."

"Nggak papa kok kak. Lagian nggak ada yang mau ini terjadi,mungkin emang udah takdir aku yang kena."

"Sekali lagi aku minta maaf."

"Astaga aku lupa! Aku ada latihan ujian 10 menit lagi. Aku balik ke kelas dulu,nggak papa kan Sya?" ungkap Rangga mengingat penjajakan ujian akan diadakan 10 menit lagi.

Arsya mengangguk paham.
"Iya kak nggak papa. Makasih udah bawa Arsya kesini."

"Aku jadi nggak enak. Seriusan nggak papa aku tinggal? Luka kamu belum aku obati juga," balas Rangga tak enak hati.

"Nggak papa kak,I'm oke."

"Duluan ya,cepat sembuh Arsya."

"Makasih kak Rangga,semangat ya..."

"Bye." Pamit Rangga sambil mengacak-acak puncak kepala Arsya,membuat rambutnya sedikit berantakan sekarang.

Arsya memutuskan untuk berbaring lagi,ia masih merasa lukanya belum membaik. Bagaimana bisa membaik lukanya saja belum terobati.

Memang hal terberat di dunia ini adalah mengobati luka disaat kita terluka.

Arsya mengerjapkan matanya. Mencoba istirahat sekarang,namun di pikirannya hanya ada Mahen,Mahen, dan Mahen.

"Mahen, tolong kesini temenin Arsya."  Lirih Arsya pelan.

Tiba-tiba suara gagang pintu yang terbuka terdengar. Arsya bisa menebak siapa yang datang,pasti anak PMR atau dokter jaga di SMA Galaksi ini. Namun kenyataannya bukan,ternyata sosok laki-laki yang Arsya harapkan benar-benar datang. Ia membawa sewadah air dengan kain kompres di dalam nya. Siapa lagi kalau bukan Mahen!

MAHEN [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang