🍁 BAB 48 | 12 🍁

1K 65 5
                                    

Tak terasa hari berlalu begitu cepat. Mungkin karena hari-hari siswa dan siswi kelas 12 yang di penuhi dengan jadwal yang padat,tugas-tugas yang banyak,dan kegiatan akhir di SMA Galaksi. Toh 1 minggu lagi mereka semua akan ujian. Tidak bisa di bayangkan betapa sibuknya mereka.

Kini bel jam istirahat berbunyi. Arsya dan Mona segera berlari keluar dari kelasnya. Perlu kalian ketahui Arsya tidak satu kelas lagi dengan Mahen,Arsya kelas 12 IPA 1 sedangkan Mahen kelas 12 IPA 2. Memang sudah biasa setiap naik kelas,kelas bisa berubah sesuai dengan keputusan kepala sekolah.

Arsya sampai di kantin. Kedua matanya tak lepas mengedari tempat yang sangat ramai itu. Suara ricuh terdengar dari sana. Suara teriakan memesan bakso mang Untung kian menggema. Namun Arsya sedang mencari seseorang,dia belum menemukan nya juga.

"Sya kita mau duduk dimana? Meja udah penuh semua. Gimana kalau kita makan di kelas aja nanti." Ujar Mona setelah melihat keadaan kantin yang cukup ramai.

Arsya tak menggubris,ia masih sibuk memperluas pandangannya.

"Lo cari Mahen? Mahen nggak ada di sini,dia ada di perpus." Ujar Mona santai,ia memang satu-satunya orang yang paling paham dengan gerak-gerik Arsya.

Arsya menoleh ke arah Mona,mengembangkan senyuman nya.

"Kalau kita makan di perpus aja gimana? Sambil baca buku gitu," mohon Arsya.

Mona memutar bola matanya malas. "Baca buku apa,pengin ketemu sama Mahen?" goda Mona.

Arsya tersenyum malu,"bisa jadi."

"Jadi nyamuk wing-wing lagi deh gue." Desis Mona.

"Meratapi nasib!" timpal Arsya seenak jidat,sama sekali tak menghargai perasaan Mona.

"Sialan!"

Arsya langsung berjalan duluan meninggalkan Mona. Ia memilih untuk mengantri bubur ayam. Arsya sengaja memesan dua,satu untuk dia dan satu untuk Mahen.

"Sya gue juga pesenin dong,bubur ayam satu. Minta krupuknya yang banyak!" teriak Mona.

Arsya menoleh,tersenyum licik. "Antri sendiri!" balas Arsya tak kalah berteriak.

"Sialan part 2!"

🍁🍁🍁

Arsya dan Mona berjalan menuju perpustakaan,setelah merasa jenggah berada di kantin. Karena memang cukup ramai. Arsya bahkan sampai kesulitan membawa 2 porsi bubur dan 2 cup teh hangat manis.

"Mon tolong bantu bawain," pinta Arsya mengehntikan langkahnya.

Mona menatap ke arah tangan Arsya yang terlihat kesusahan.

"Ogah!" tolak Mona tajam.

"Jahat,pelit,banget!" balas Arsya tak kalah tajam.

"Lebih jahatan mana,lebih pelitan mana,lebih kebangetan mana,sama orang yang nggak mau mesenin bubur sekalian?" sindir Mona.

"Maaf,bantuin ya..." rengek Arsya melas.

"Ya udah sini. Queen of Ngrepotin ya lo Sya!" cecar Mona.

"Tolong bawain semua ya." Suruh Arsya layak nya seorang boss.

"Udah gue kasih hati,lo mau minta jantung? Nggak sekalian ginjal,usus dan teman-temannya?" tanya Mona dengan sorot mata tajam.

"Ya udah bawain punya Arsya aja. Biar bubur Mahen Arsya yang bawa." Mental Arsya seketika menciut,melihat sorot mata Mona yang tajam menyorot ke arahnya.

Tak lama mereka berdua sampai di depan ruangan perpustakaan,saat hendak masuk kedua nya di cegah oleh penjaga perpustakaan dan tidak di perbolehkan masuk karena penjaga itu melihat beberapa makanan yang di bawa Arsya dan Mona.

MAHEN [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang