🍁BAB 40 | PENJAHAT HATI🍁

1K 65 26
                                    

"Kenapa gue jadi mikirin Arsya gini sih." Batin Mahen sembari mengacak rambutnya frustasi.

Ia sedang duduk di atas sofa yang berada di dalam ruangan Tsana. Gadis itu masih terlihat tidur dengan nyenyak,sedangkan Mahen ia terlihat bingung harus bagaimana sekarang.

Mahen menatap ke arah Tsana. Menunjukkan tatapan iba dan tak tega melihat keadaan gadis itu. Apa iba? kasihan? tak tega? Jadi apakah cuma ada perasaan itu di hati Mahen? Jadi ini alasan dia berpacaran dengan Tsana? Ia sendiri masih belum mengerti,ada apa semua ini.

"Kak Mahen," panggil Tsana terdengar lirih. Nampaknya ia sudah bangun.

Mahen dengan cepat bangkit dari sofa berwarna biru navy tersebut,berjalan mendekat ke arah Tsana.

"Apa?" tanya Mahen.

"Tsana mau minum." Balas Tsana.

Mahen menghela pelan,tersenyum tipis. Tanggannya meraih segelas air putih,menyerahkannya ke Tsana.

Tsana tersenyum menerima gelas itu. Ia segera meminum air putih sampai habis.

"Makasih."

"Mau apa lagi?"

"Kak Mahen udah suka sama Tsana?"

Mahen sedikit tercengang mendengarnya.

"Kita udah pacaran. Mau apa lagi?"

"Tsana tau...tapi setelah Tsana lihat tadi,waktu Kak Mahen ketemu sama Kak Arsya,Tsana bisa rasain kalau Kak Mahen masih suka ya sama Kak Arsya."

"Jangan sok tau. Gue udah putus sama dia,dan pacar gue sekarang lo."

"Tsana cuma takut kalau kak Mahen nggak bakal suka sama Tsana. Kak Mahen pacaran sama Tsana cuma karena kasihan aja."

"Bukan nya itu yang lo mau. Asalkan kita pacaran."

"Tsana nggak cuma pengin jadi pacar kak Mahen,Tsana juga pengin kak Mahen lupain kak Arsya. Belajar mencintai Tsana ya..." Tsana mengelus-elus pungung tangan Mahen,dengan mata sedikit berbinar.

"Gue butuh waktu. Gue pulang dulu,nanti malem gue balik sini lagi." Ujar Mahen.

Tsana mengangguk,melepas tangan Mahen. "Hati-hati kak."

Mahen berjalan melewati lorong rumah sakit. Kedua tangannya masuk ke dalam saku celananya,badanya yang terlihat tegap dengan rambut yang sedikit beterbangan akibat sepoian angin membuat para kaum hawa memuji laki-laki itu.

"Keren banget,sumpah yang jadi pacar nya pasti beruntung banget."

"Iya bener ganteng banget,kalau gini mah enak dipandang,pantas di cintai."

"Menurut gue sih dia udah punya pacar,pasti pacar nya cantik."

"Emang udah kodratnya,orang ganteng punya pacar cantik."

"Ya semoga nggak cuma cantik luarnya aja sih,tapi cantik dalemnya juga."

"Yang paling penting sih,cewek yang tau diri,cewek yang nggak pernah maksa dan bukan perebut cowok orang."

Mahen seketika menghentikan langkahnya,setelah mendengar ucapan tiga gadis yang berjalan di belakangnya. Mahen membalikkan badanya,membuat ketiga gadis itu sontak terkejut dan merasa gugup. Mungkin perasaan mereka sangat takut sekarang,lagian ocehan mereka tadi memang cukup keras dan jelas,wajar saja laki-laki di depan nya itu dengar.

"Kalian ngomongin gue?" tanya Mahen dingin.

Ketiga gadis itu serentak menunduk,mental mereka menciut.

MAHEN [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang