Arsya turun dari motor Rangga. Kini mereka berdua sudah sampai di depan pekarangan rumah Arsya.
"Masuk dulu kak," ajak Arsya.
Rangga mengangguk,menerima tawaran Arsya. Arsya membuka gerbang rumahnya sendiri karena Mang Damang masih pulang kampung,belum kembali bekerja seperti biasa.
"Ma Arsya pulang," teriak Arsya memasuki pintu rumahnya. Diikuti Rangga.
"Duduk dulu kak,Arsya ambil obat merah sama kapas dulu di dalem." Ujar Arsya.
Rangga mengangguk,setelah kepergian Arsya ia sedikit memandang daerah sekitar ruang tamu,terdapat banyak foto Arsya selagi kecil bersama keluarnya. Kalau kata anak milenial foto Arsya Gemoy
"Gemas,lucu,imut banget!" puji Rangga setelah melihat bingkai kecil yang berada di meja kecil sebelah sofa yang ia duduki.
"Maaf ya kak lama," ujar Arsya.
Rangga menoleh ke sumber suara,tersenyum simpul.
"Baru tiga menit nggak lama Sya," heran Rangga.
"Ini foto kamu kecil dulu?" tanya Rangga sembari menunjuk bingkai yang tadi ia lihat.
"Iya."
"Pantesan dari kecil udah cantik."
"Kak Rangga bisa aja."
"Mama papa kamu kemana?"
"Kayaknya pergi deh,"
"Oh."
"Maaf ya kak," Arsya mengobati luka Rangga dengan sangat hati-hati. Rangga menatap Arsya cukup lama,mengamati paras cantik gadis itu dari dekat merupakan momen langka baginya. Apalagi gadis yang ia suka ini sudah menjadi pacar laki-laki lain.
"Sakit nggak?" tanya Arsya membalas tatapan Rangga.
Rangga masih tertegun.
"Kak?" ujar Arsya.
"Kak Rangga?"
"Nggak sakit kok Sya. Yang sakit hatinya." Ujar Rangga keceplosan.
"Kak Rangga lagi bucin ya? Sama siapa?cerita dong sama Arsya." Ujar Arsya antusias.
"Nggak bucin sih Sya. Cuma lebih ke nggak mungkin."
"Kenapa emang kak?"
"Cewek yang aku suka udah punya cowok."
Arsya terdiam,melanjutkan aktivitas mengobati luka Rangga.
"Btw makasih ya udah obatin luka aku," lanjut Rangga.
"Cewek yang Kak Rangga suka itu Arsya?" Arsya tiba-tiba melontarkan pertanyaan gila. Ia sebenarnya sangat malu sekarang,takut jika Rangga menilai bahwa dia gadis murahan yang menebak sembarangan.
Rangga menatap Arsya seolah tak percaya. Otaknya juga sedang berfikir keras,memikirkan jawaban yang tepat. Namun di otaknya juga memikirkan bagaimana Arsya bisa tau?bagaimana Arsya bisa bertanya tentang hal ini? Apakah ini sebuah kesempatan emas bagi Rangga untuk mengutarakan perasaannya?
Sebenarnya ide menanyakan sebuah pertanyaan gila ini bukan ide murni dari otak Arsya,tetapi sebuah ide dari otak Mona.
Flash Back on
Beberapa hari yang lalu...From Mona adik Jungkook
Sya...
Gue mau nanya serius!
Kenapa Mon?
Lo nggak kangen sama Kak Rangga?
Hah kangen?
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHEN [ COMPLETED ]
Teen Fiction🍁-FOLLOW SEBELUM MEMBACA-🍁 "Rasa trauma penyebab sikap dinginku hadir. Aku tak ingin bercerita,biar waktu saja yang menjawab semua." -Mahen Akassa- "Yang Arsya ingin cuma satu. Bukan cinta dari Mahen,tapi kehangatan." -Arsya Qeanna- Arsya sangat p...