🍁BAB 32 | HARI SPESIAL 1🍁

1K 68 15
                                    

Sekujur tubuh Arsya mati rasa sekarang,setelah mendengar ucapan Mahen barusan. Sedangkan Mahen terkekeh geli melihat ekspresi gadisnya yang terlihat sangat menggemaskan. Mahen mengacak-acak puncak kepala Arsya,lalu ia berjalan pergi.

"Dasar baby panda," ujar Mahen.

"Arsya belum siap jadi mama muda." Lirih Arsya ia bernada geli juga.

Arsya kini berada di dalam kamar Oma Wanti. Oma wanti mengeluarkan beberapa kebaya khas betawi yang memang terlihat sangat cantik dan elegant.

"Kebaya ini punya oma semua?" tanya Arsya shock melihat kebaya yang Oma Wanti perlihatkan kepadanya.

Oma Wanti mengangguk. " Iya oma dulu jualan di tanah abang," balas Oma Wanti terdengar yakin.

Arsya mengangguk percaya. "Seriusan Oma?" tanya Arsya.

Oma Wanti tersenyum," nggak lah oma cuma bercanda. Dulu waktu oma masih muda setiap hari oma selalu pakai kebaya atau baju-baju adat betawi gitu."

"Nggak gerah oma?"

"Dulu Jakarta tidak sepanas sekarang."

"Oh ya ini buat kamu." Oma Wanti menyerahkan satu set baju kebaya berwarna gold dengan manik-manik bunga berwarna silver.

"Buat Arsya Oma?" tanya Arsya.

Oma mengangguk. "Iya kamu pakai besok waktu kasih kejutan buat Mahen."

Kedua bola mata Arsya membulat seketika,ia sedikit tercengang mendengar ucapan Oma tadi. "Arsya malu oma,jangan pakai kebaya ya!" tolak Arsya mentah-mentah.

Oma Wanti memegang tangan Arsya,mengajaknya duduk di atas ranjang tua dengan kelambu putih yang menutupinya. "Kamu itu cantik,Mahen pasti suka liat pacarnya pakai kebaya. Oma mohon,lagian besok kan hari spesial Mahen." Jelas Oma Wanti.

Arsya mengangguk pasrah. Seperti biasa Arsya memang gadis penurut. Ia selalu mengikuti perintah orang yang lebih tua darinya. Apa lagi nenek Mahen yang sangat baik ini.

"Tapi besok oma mau bantu Arsya pakai baju ini kan?"

"Iya."

Pukul 22.00

Arsya berjalan ke arah kamarnya. Kamarnya besebrangan dengan kamar Mahen. Selesai membersihkan mukanya di kamar mandi bawah,ia ingin segera tidur. Namun saat Arsya hendak membuka pintu kamarnya,tiba-tiba tangan Mahen memegang tangan Arsya. Arsya menoleh,memasang ekspresi sebal.

"Arsya ngantuk Mahen," ujar Arsya malas.

"Tidur bareng gue." Ujar Mahen,membuat Arsya melotot.

Plakk

Sebuah tamparan mendarat mulus tepat di pipi kanan Mahen,membuat pria itu sedikit meringis kesakitan. Kedua bola mata Arsya memanas seketika,tak percaya dengan tingkah Mahen tadi.

Mahen terlihat panik,padahal tadi ia hanya bercanda. Ia dengan cepat menenangkan gadisnya.

"Gue cuma bercanda Sya," ujar Mahen penuh penyesalan.

"Arsya nggak suka bercandanya kayak gitu!" tajam Arsya.

"Lo lagi dapet ya? Baperan banget dari tadi." tanya Mahen.

"Jangan diulangi lagi ya," ucap Arsya. Mahen mengangguk. "Iya nggak kok."

"Mahen di ajarin siapa kayak gitu tadi?" tanya Arsya.

"Arsya tau gimana sikap Mahen." Sambungnya.

"Hayo ngaku,siapa?" ancam Arsya.

"Steven." Balas Mahen pelan.

MAHEN [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang