🍁BAB 17 | SOAL RASA🍁

1.3K 97 63
                                    


Sesungguhnya biar rasa saja yang memilih. Dengan dia atau yang lainnya.

🍁🍁🍁

Arsya dan Rangga sudah sampai di ketoprak kaki lima yang berada di dekat lampu merah. Mereka duduk dan segera memesan 2 porsi ketoprak dan 2 gelas teh hangat,mungkin mereka sudah tak sabar menikmati kelezatan ketoprak yang siap menggoncangkan lidah mereka.

"Mas ketoprak sama teh hangat nya dua ya," pesan Rangga.

"Siap,ditunggu ya."

Arsya melihat ke arah sekitar,terlihat beberapa orang sedang memakan ketoprak tersebut dengan sangat lahap.

"Sya nggak papa kan kalo kita makan disini?" tanya Rangga.

Arsya menatap Rangga,ia tersenyum heran. "Emang kenapa kak?" tanya Arsya.

"Ya di pinggir jalan gini." Balas Rangga.

"Kan Arsya udah bilang,Arsya suka banget ketoprak. Mau yang jualan ibu hamil,bapak-bapak,atau anak kecil pun Arsya nggak bakal nolak." Balas  Arsya dengan nada yakin.

Rangga tersenyum puas,setelah mendengar jawaban Arsya. Arsya memang beda dari gadis lain,sikapnya yang ceria dan sederhana mengingatkan Rangga kepada Amanda,mantan pacarnya.

Sebenarnya Rangga bisa saja mengajak Arsya ke lestoran,cuma dia ingin saja mengajak gadis ini makan di tempat dimana dia pernah mengajak gadis yang ia cintai dulu. Jika tidak ada Amanda,Rangga berharap Arsya yang menemaninya.

"Ini mas pesanannya sudah datang,selamat menikmati." Ujar penjual itu sembari mengamati baik-baik gadis yang duduk di hadapan Rangga.

"Tumben Mas kok kesini sama cewek,tapi kok ceweknya lain nggak kayak biasanya," heran Penjual itu.

Rangga tersenyum tipis,"dianya udah pergi ninggalin saya mas." Balas Rangga jujur.

Penjual itu mengangguk paham,ia kembali meracik ketoprak untuk pembeli lain.

"Emang siapa kak cewek itu? Pacar kak Rangga?" Arsya ikut penasaran.

Rangga menatap Arsya sendu,"bukan siapa-siapa Sya. Udah buruan makan."

"Oke Arsya coba."

Arsya menyuapkan ketoprak itu ke dalam mulutnya. Ia sampai tidak bisa berkata-kata,sungguh ketoprak ini memang sangat lezat. Bumbu kacang itu seakan menari-nari diikuti para sayuran segar.

"Gimana rasanya?"

"Parah sih kak,ini ketoprak terenak yang pernah Arsya makan."

"Bagus deh kalau gitu,jadi kita bisa makan kesini lagi."

"Bener banget."

Arsya nampak lahap menikmati ketoprak nya,sedangkan Rangga ia malah sibuk memandang Arsya dan mengabaikan sepiring ketoprak itu.

"Sorry Sya," tiba-tiba Rangga memegang bibir kanan Arsya. Mengelap bumbu kacang yang menempel di sana. Mungkin karena Arsya terlalu menikmati ketoprak ini.

Mata mereka saling bertemu,Namun Arsya dengan cepat mengakhiri tatapannya.

"Makasih kak,"

MAHEN [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang