🍁BAB 25 | SAKIT🍁

1.3K 82 56
                                    

"Lo mau jadi pacar gue?"

Sorot mata Mona tak lepas dari laki-laki yang sedang berada tepat di hadapannya sekarang. Otaknya bekerja keras untuk mencerna baik-baik ucapan Steven tadi.

Steven masih menatap Mona penuh harap. Menunggu jawaban dari Mona.

"Apaan sih lo nggak usah ngelawak," Mona menghempas tangan Steven dari kedua pipinya nada suaranya terdengar jutek.

Steven masih terlihat serius,"gue serius,gue nggak lagi ngelawak sekarang." Ujar Steven yakin.

Mona menatap Steven,sembari tertawa kecil. "Gue nggak percaya,lagian gue kan udah pernah bilang kita nggak akan pernah pacaran." Balas Mona tak mengerti perasaan Steven sama sekali.

Steven membuang nafas kasar,sedikit kecewa dengan penolakan Mona. Apa cara dia menyatakan perasaan terlalu sederhana? Jadi gadis itu menolak mentah-mentah tanpa memikirkannya terlebih dahulu.

Steven memutuskan untuk menatap ke arah lain,tak ke arah Mona lagi. Ekspetasi nya tentang hubungannya dengan Mona memang selamanya hanya akan menjadi ekspetasi tak akan pernah menjadi kenyataan. Namun tak apa lah,masih ada kesempatan di lain hari.

"Lo marah?" Mona melontarkan pertanyaan itu.

Steven menggeleng cepat,"cuma kecewa." Ungkap Steven.

Mona mengangguk pelan,laki-laki di sebelahnya berubah menjadi diam sekarang. Namun Mona menghiraukan,ia memutuskan untuk melakukan ritual streaming BTS seperti biasa. Sama sekali tak memperdulikan perasaan Steven yang sedang tak karuan sekarang.

"Emang Jungkook lebih ganteng dari pada gue," lirih Steven lesu.

🍁🍁🍁

Arsya terbangun,ia mengangkat kepalanya dari pundak Mahen. Ia melihat Mahen sudah terlelap dalam tidurnya. Arsya mendengus pelan,jari telunjuknya menelusuri paras tampan Mahen. Ia mencolek hidung,mata,alis dan bibir Mahen. Arsya sangat senang sekali sekarang,bahkan ia masih tak percaya bahwa laki-laki dingin ini bisa menjadi pacarnya.

Arsya menoleh ke arah kaca. Matanya membulat seketika,senyumnya mengembang lebar setelah melihat tulisan di kaca tersebut.

"Mahen sayang Arsya."

Ya hanya tiga kata itulah yang berhasil membuat hati Arsya berbunga-bunga. Menurutnya ini lebih dari cukup,lagi-lagi ia tak percaya Mahen bisa bersikap romantis seperti ini. Arsya memutuskan untuk mendekat ke arah Mahen. Perlahan ia mengucap kata tepat pada kuping laki-laki tampan itu.

"Arsya juga sayang Mahen." Bisik Arsya pelan.

"Oke baiklah sebentar lagi kita akan sampai di SMA Galaksi,jadi kalian semua dimohon bersiap-siap." Ujar pemandu bus.

"Iya siap kak." Balas seluruh siswa.

"Mahen bangun udah mau sampai nih," bisik Arsya membangunkan sang pacar.

Mahen mengeliat,mengucek matanya sebentar. Mukanya terlihat kucel karena masih mengantuk,namun tak mengurangi kadar kegantengan seorang Mahen.

"Lo semalem tidur kan?" tanya Mahen kepada gadisnya.

Asya mengangguk,"tidur kok." Balas Arsya.

"Kok lo bangun duluan?" tanya Mahen.

"Kalau Arsya nggak bangun,Arsya nggak bakal liat tulisan di jendela." Balas Arsya dengan senyum malu-malu.

Mahen tersenyum hangat,"makasih Sya."

"Buat apa?"

"Makasih udah sayang sama gue."

MAHEN [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang