🍁BAB 31 | NIKAH?🍁

1.2K 75 31
                                    

Mahen sudah berada di rumah Arsya,kini ia sedang duduk di meja makan bersama Papa dan Mama Arsya.

Pak Setya menyambut baik pacar putrinya,bahkan mereka berdua saling mengobrol soal perempuan dengan akrab. Sedangkan Bu Sovia ia sibuk membuatkan nasi goreng untuk sarapan pagi ini.

Arsya berjalan menuruni tangga. Ia masih memakai piyama panda dengan rambut yang terlihat acak-acakan. Mahen tersenyum miris melihat keadaan sang pacar ketika bangun tidur.

Kedua bola mata Arsya membulat,setelah melihat keberadaan Mahen di meja makan bersama Papa dan Mama nya. Ia dengan cepat memutar badan,menaiki tangga lagi.

"Ya begitulah Arsya,kalau sudah libur panjang begini pasti bangun siang." Ujar Bu Sovia. Benar sekali liburan akhir semester telah tiba. Kelas 12 akan lulus dan meninggalkan SMA Galaksi,kelas 11 akan naik ke kelas 12 dan kelas 10 akan naik ke kelas 11 serta nanti akan datang adik-adik kelas 10 baru lagi.

Arsya segera merampas handuknya,dan masuk ke dalam kamar mandi. Tak lama ia keluar,dengan handuk yang membalut rambut panjangnya yang basah.

Arsya segera berganti pakaian. Ia memakai celana panjang hitam, dengan sweeter gray polos. Ia sengaja membiarkan rambutnya terurai,namun sedikit di curly pada bagian ujungnya.

Arsya menatap ke arah kaca. "Cantiknya pacar Mahen," menarik senyumnya sangat dalam.

Setelah itu Arsya turun ke bawah,kembali lagi berjalan ke arah meja makan. Ia berjalan sedikit malu. Mahen tersenyum tipis melihat gadisnya,gadis yang tadinya terlihat kucel karena baru bangun tidur kini sudah terlihat cantik seperti tuan putri.

"Kayaknya cantikan sebelum mandi deh," goda Pak Setya.

Arsya menarik kursi,dengan bibir yang sedikit monyong ke depan karena sebal dengan ucapan papanya.

"Papa ih! Arsya malu," ujar Arsya.

"Bener kok kata papa kamu." Mahen ikut-ikutan menggoda gadisnya.

"Kalian berdua sama aja. Arsya nggak suka!"

"Putri mama cantik banget kalau udah mandi." Ujar Bu Sovia berada di kubu Arsya. Arsya tersenyum hangat ke arah mamanya. "Makasih ma,kalau Arsya cantik pasti mamanya lebih cantik." Ujar Arsya.

"Sini mama ambilin nasi goreng buat kamu," ujar Bu Sovia.

"Ini ma," Arsya menyerahkan piring putih itu.

"Memang kalian berdua mau kemana?" tanya Pak Setya sembari mengambil kerupuk di dalam toples.

"Jadi gini om,Mahen mau minta ijin ngajak Arsya pergi."

"Pergi kemana?"

"Kerumah Oma Mahen,yang ada di bogor."

"Oma pengin ketemu sama pacar Mahen."

Arsya sontak terkejut,ia meminum segelas air putih miliknya dengan cepat.

"Mahen seriusan mau ngajak Arsya ke rumah oma Mahen?"

"Arsya belum siap,"

"Nanti kalau ternyata Arsya bukan tipe oma Mahen gimana?"

"Kalau oma Mahen nggak setuju gimana?"

"Kalau dia nyuruh kita putus?" ujar Arsya berbondong-bondong.

Mahen membuang nafas pelan. Mencoba menenangkan gadisnya yang terlihat insecure sekarang.

"Nggak akan,Oma pasti suka sama lo." Ujar Mahen yakin.

"Kalau papa sih boleh-boleh aja. Asalkan kamu harus jagain Arsya ya,jangan sampai dia lecet waktu pulang besok." Ujar Pak Setya terdengar serius.

MAHEN [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang