🍁BAB 47 | BACK TO INDONESIA🍁

1.2K 63 12
                                    

08.00 waktu AMERIKA

Kini mereka sedang berada di sebuah makam dekat dengan rumah sakit Steven di rawat. Pihak keluarga Steven memutuskan untuk memakamkan Steven di Amerika saja,karena jika di Indonesia membutuhkan waktu yang lebih lama untuk pemakaman.

Bu Adriana menabur bunga,dengan kedua mata sembab. Pak Toni berjongkok di dekat istrinya,menepuk-nepuk punggung istrinya,mencoba menenangkan. Mona juga sama,ia menabur bunga sembari menatap batu nisan bertuliskan nama Steven Antonio di sana.

"Stev,hari ini gue,Arsya dan Mahen mau langsung balik ke Indonesia ya. Semoga lo tenang di sana. Maafin segala kesalahan gue ya. Sekali lagi terima kasih,lo udah beri kesempatan nama gue buat ada di hati lo. Gue juga berusaha tetap jaga nama lo di hati gue. Makasih buat semuanya Stev,makasih buat kenangan yang lo kasih,walaupun singkat tapi itu cukup kok bagi gue." Ujar Mona.

"Om,tante maaf cuma bisa sampai pemakaman Steven aja. Kita langsung ke bandara habis ini. Karena besok kita udah mulai berangkat sekolah." Jelas Arsya.

"Iya om,tante bener yang di bilang Arsya. Mahen juga harus pulang. Om, tante harus kuat dan ikhlas ya,walaupun berat tapi Mahen yakin kok ini jalan terbaik dari tuhan untuk Steven." Lanjut Mahen.

Pak Toni menepuk punggung Mahen pelan. Sembari mengangguk kecil. "Kamu baik-baik ya,semangat belajarnya. Kalau ada masalah apa-apa,kabarin om. Om bakal bantu,om sudah menganggap kamu sebagai anak om juga. Papa kamu juga menitipkan kamu ke om. Jadi jangan pernah sungkan ya. Dan selalu kasih kabar ke om dan tante." Ujar Toni bernada serius.

Mahen merespon dengan senyuman hangat. Ia pun memeluk Pak Toni sangat erat.

"Makasih om,Mahen bakal ingat pesan om. Om dan tante baik-baik ya,jaga kesehatan jangan capek-capek kerja." Pesan Mahen.

"Iya. Kalau begitu om antar kalian bertiga ke bandara mau?" tanya Toni memberi tawaran.

Dengan cepat Mahen menolak.

"Om mending temenin tante Ria aja ya. Tante masih mau di sini kan?" Mahen menimpalkan pertanyaan pada sosok wanita yang masih mengalamun,memandangi batu nisan itu.

"Tante Ria," panggil Mahen terdengar lembut.

Adriana menoleh,memberikan senyum simpul.

"Mahen pamit ya,Mahen mau ke bandara untuk pulang ke Indonesia. Tante jangan sedih terus,tante harus ikhlas. Mahen tau kok tante orang yang kuat,tante bukan orang yang lemah. Mahen juga tau ini berat buat tante,tapi untuk yang terakhir kalinya Mahen bilang tante jangan berlarut-larut dalam kesedihan ya,biarin Steven bahagia di sana." Mahen mencoba memberi penjelasan ulang ke Adriana.

Adriana mengangguk,tersenyum sangat tulus. Hatinya terasa tersentuh mendengar ucapan Mahen. Ia jadi teringat dengan sosok putranya Steven,Steven selalu berbicara lembut kepadanya.

"Iya tante janji nggak bakal sedih lagi. Tante cuma masih pengin aja di sini,nemenin Steven." Balas Adriana.

Mahen mengangguk mengerti.

"Kita pulang ya om,tante." Pamit Arsya dan Mona kompak.

"Hati-hati dan terima kasih ya buat kalian berdua. Steven beruntung sekali memiliki teman sebaik kalian berdua." Balas Pak Toni.

"Mona," panggil Adriana pelan.

Mona menaikan alisnya. "Huum,kenapa tante?" tanyanya.

"Tante sudah anggap kamu seperti putri tante,karena kamu adalah gadis yang Steven cintai. Tolong jangan lupain tante ya. Dan kalau kamu sudah menemukan pasangan kamu nanti,atau saat pernikahan kamu beri kabar tante."

MAHEN [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang