🍁BAB 7 | MAHEN X RANGGA 🍁

1.5K 93 5
                                    


Karena perasaan tetap sama. Namun keadaan saja yang merubahnya.

🍁🍁🍁

"Arsya!" panggil Rangga berlari ke arah Arsya.

Arsya menoleh 180° ke sumber suara.

"Kak Rangga," ucap Arsya setelah melihat Rangga yang memanggilnya.

Rangga tersenyum,kembali memperlihatkan deretan gigi putih dan lesung pipinya.

"Gimana keadaan kamu?" tanya Rangga.

"Udah lumayan. Buktinya Arsya udah bisa senyum lagi, nih..." ujar Arsya sembari memperlihatkan senyum manisnya.

"Syukurlah,pulang sekolah kita jalan bareng mau nggak?" tanya Rangga.

"Kemana kak?"

"Temenin aku beli buku kelas 12 buat persiapan ujian."

"Mm gimana ya.."

"Kalau nggak bisa ya udah nggak papa. Aku bisa beli sendiri. Sebenernya sih mau ngajak kamu makan bareng juga,sebagai peemintaan maaf ku gara-gara kejadian kemarin."

Arsya masih diam,belum memberi jawaban.

"Sya gimana mau nggak?" tanya Rangga.

"Iya udah Arsya mau. Tapi nggak sampai malem kan kak?" Arsya menyetujui ajakan Rangga.

"Nggak kok tenang aja." Balas Rangga,dia kembali mengacak-acak puncak kepala gadis di hadapannya.

Arsya mematung sebentar,setelah melihat perlakuan Rangga. Ini bukan pertama kalinya Rangga mengacak-acak puncak kepala Arsya,sudah kedua kalinya. Coba saja Mahen yang bersikap seperti ini,Arsya pasti sangat senang sekali.

"Aku duluan ya. Kelas aku kan belok kanan kamu belok kiri." Ujar Rangga.

Arsya tersadar dari lamunannya,ia pun mengangguk.
"Iya kak semangat belajarnya."

"Kamu juga Sya."

Begitulah sosok Rangga. Sikapnya berbeda drastis dengan seorang Mahen. Dia lebih ramah dan hangat dengan seorang wanita. Tak seperti Mahen yang cuek dan dingin.

Arsya pun berbelok arah. Ia berjalan kembali melewati koridor menuju kelasnya.

Tak di sangka,sedari tadi ada seorang pemuda. Berdiri di belakang Arsya dan Rangga. Walaupun jaraknya lumayan jauh,pemuda itu bisa mendengar obrolan keduanya. Siapa lagi kalau bukan Mahen.

"Cih...dasar fuck boy." Cibir Mahen tersenyum licik.

Ia pun kembali berjalan dengan kedua tangan masuk ke dalam saku celannya.

"Mahen!"

Baru saja Mahen berjalan,sudah ada yang memanggil namanya lagi.

Mahen menoleh malas. Ternyata kakak kelas yang bernama Clara yang memanggil namanya.

"Pulang sekolah kita jalan yuk." Ajak Clara.

Mahen hanya diam,tak menggubris ajakan Clara.

"Lo ajak lagi clar,kasih alasan yang masuk akal biar Mahen mau." Bisik Lalak.

Clara pun memegang tangan Mahen.

"Kita nonton bioskop atau makan bareng mungkin. Kalau mau shopping juga boleh. Gimana mau nggak?" ajak Clara lagi.

MAHEN [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang