Dokter Andi baru saja selesai mengabari kedua orang tua Steven. Papa dan Mama Steven juga sangat shock mendengar nya,mereka memutuskan untuk segera terbang ke Amerika Serikat untuk menemani putra tunggalnya operasi besok.
Dokter Andi kembali ke ruangan Steven. Ia tersenyum manis,melihat Steven yang sedang asyik bermain dengan suster Ana.
"Steven,saya sudah mengabari papa dan mama kamu." Ujar dokter Andi.
"Mereka sedih ya dok?" tanya Steven,terlihat lesu dan mengakhiri permainannya dengan suster Ana.
Dokter Andi mengangguk,"mereka akan lebih sedih kalau tidak ada yang memberi tahu mereka." Balas dokter Andi.
"Omongan dokter Andi benar juga,mungkin ini saatnya semua tau." Pikir Steven.
"Kalau begitu dokter keluar ya,kamu istirahat,jangan main terus." Pesan dokter Andi.
"Iya dok,terima kasih."
Setelah dokter Andi pergi,suster Ana pun melontarkan sebuah pertanyaan.
"Mona udah tau,besok kamu operasi?"
"Belum dan jangan sampai dia tau."
"Kenapa?"
"Aku nggak mau dia sedih,kasian dia."
"Tapi kata nya dia orang spesial buat kamu,harusnya dia tau. Mau sampai kapan lagi kamu merahasiakan ini semua."
"Suster keluar aja. Saya mau istirahat."
Mahen duduk di sofa,sembari melirik ke arah jam tangan yang melingkar di pergelangan tanganya. Kini ia berada di ruang tamu rumah Arsya. Mereka berdua sudah mengadakan janji untuk pergi menonton bioskop bersama.
Bu Sovia menjamu Mahen dengan secangkir teh hangat dan kue lapis cokelat.
"Mahen diminum dong,jangan di anggurin aja." Suruh Bu Sovia sembari duduk di Sofa menemani Mahen.
Mahen tersenyum hangat. "Iya tante," balasnya. Mahen menegak teh hangat buatan Bu Sovia.
"Kamu harus sabar ya,cewek kalau siap-siap emang lama." Ujar Bu Sovia.
"Iya Mahen tau kok tante."
"Tante denger-denger kemarin kalian putus?"
"Siapa tante?"
"Kamu sama Arsya."
Mahen mengangguk pelan.
"Jadi sekarang saya sama Arsya mau fokus kelas 12 dulu tante. Setelah lulus nanti,baru kita bisa jalin hubungan lagi."
"Tante setuju,pasti kelas 12 kalian sibuk banget. Dari pada nanti ada masalah-masalah yang muncul di hubungan kalian dan menjadi pengganggu kalian belajar mending selesaikan dulu masa SMA kalian baru nanti lanjut pacaran."
"Tapi tante masih kasih restu kan?"
"Kasih nggak ya?"
"Kasih dong ma." Sahut Arsya berjalan turun dari tangga. Kini Arsya memakai dress hitam dengan motif bunga melati putih dan sneakers putih Fila.
"Arsya udah siap Mahen,yuk berangkat keburu mulai filmnya." Ajak Arsya antusias.
"Tante pinjam anaknya sebentar ya."
"Iya hati-hati,jangan ngebut."
"Tenang tante."
"Ma Arsya berangkat dulu. Nanti bilang ke papa juga ya,kalau papa udah pulang. Bilang putrinya di culik orang ganteng."
"Nanti papa kamu khawatir,terus dia nyariin kamu dan suruh pulang. Emang kamu mau?"
"Nggak mau. Duluan ma,da..." Arsya dengan cepat menarik tangan Mahen.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHEN [ COMPLETED ]
Teen Fiction🍁-FOLLOW SEBELUM MEMBACA-🍁 "Rasa trauma penyebab sikap dinginku hadir. Aku tak ingin bercerita,biar waktu saja yang menjawab semua." -Mahen Akassa- "Yang Arsya ingin cuma satu. Bukan cinta dari Mahen,tapi kehangatan." -Arsya Qeanna- Arsya sangat p...