🍁BAB 15 | SALAH PAHAM🍁

1.3K 83 29
                                    


Kenapa yang sudah menyakiti,memutuskan untuk kembali dan memperbaiki?

🍁🍁🍁

Arsya membuka gerbang rumahnya. Matanya terbuka lebar setelah melihat mobil Mercedes merah terparkir disana. Arsya  merasa tak asing dengan mobil ini.

Benar sekali,lelaki yang ada di pikirannya keluar dari mobil tersebut. Siapa lagi kalau bukan Gery,mantan pacar Arsya dulu.

Arsya menatap Gery tajam.

"Pagi sya," ujar Gery.

"Ngapain lo kesini?" tanya Arsya tajam.

"Cuma mampir aja,sebelum ke sekolah."

Arsya hanya ber-oh ria saja. Malas jika harus menanggapi Gery,lelaki yang berhasil membuat luka di hatinya.

"Bunga yang kemarin udah lo terima?" Arsya terkejut,ternyata bunga itu dari Gery. Jika ia tau itu dari Gery ia mungkin sudah membuangnya tanpa menerimanya terlebih dahulu. Lagipula bunga itu juga berhasil membuat Mahen marah kemarin.

"Udah."

"Sya gue mau kita balikan lagi." Ujar Gery sembari memegang tangan Arsya.

"Gue nggak mau di selingkuhin ke dua kalinya." Jawab Arsya frontal.

"Maafin gue,kasih gue kesempatan kedua."

"Sorry ger, nggak bisa. Kita temenan aja ya."

"Tapi Sya,gue udah putus sama temen sekelas lo dulu,gue juga kaya,gue juga keren dan gue janji gue nggak bakal nyakitin lo lagi."

"Tapi sayang,gue nggak ada perasaan lagi buat lo."

"Lo mau berangkat?"

"Iya."

"Gue anterin ya,"

"Nggak usah Ger."

Gery menarik tangan Arsya. "Ayo berangkat bareng! Nggak usah nolak!" ujarnya dengan nada suara meninggi.

"Heh kamu ini mau berbuat macam-macam ya sama Mba Arsya!" seru Mang Damang.

Mang Damang segera berjalan ke arah Arsya. Melepaskan tangan Arsya dari pegangan laki-laki itu,cukup kuat.

"Kamu mantan pacar Mba Arsya kan?"

"Iya saya mau balikan lagi sama Arsya."

"Aduh telat,orang Mba Arsya udah punya pacar lagi. Mas Mahen namanya!" ungkap Mang Damang membuat Arsya menelan salivanya susah payah.

"Bener itu Sya?" tanya Gery memastikan. Arsya mengangguk yakin.

"Sudah kamu pulang saja. Telapak kaki mantan tidak diterima di rumah ini." Usir Mang Damang.

"Udah tua banyak gaya," gerutu Gery sembari masuk ke mobilnya. Saat itu juga Gery segera enyah dari pekarangan rumah Arsya.

"Mang Damang emang paling top!" puji Arsya,memberikan jempol ke arah Mang Damang.

Mang Damang mengedipkan mata kirinya genit. "Mang Damang itu sarjana penghempasan mantan."

MAHEN [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang