Semoga,perubahan ini selamanya, bukan hanya sementara.🍁🍁🍁
"Mahen tunggu," Arsya mengejar langkah Mahen yang sangat lebar dan cepat. Sembari memeluk beberapa buku.
Mahen sampai di rooftop. Diikuti gadis di belakangnya. Nafas Arsya terengah-engah,ia segera duduk di samping laki-laki itu.
"Mahen kalau jalan bisa pelan sedikit nggak sih?" gerutu Arsya.
Mahen menoleh,menatap datar saja. Ia segera memasang headphone di telinganya.
Arsya membuka satu novel,membaca novel itu sampai-sampai menutupi mukanya,Novel yang belum ia selesaikan kemarin. Novel itu menceritakan tentang seorang gadis yang menjadi rebutan dua laki-laki. Sangat seru dan membuat penasaran Arsya,siapakah laki-laki yang gadis itu terima nanti.
Angin berhasil menyapu rambut kedua orang yang duduk di kursi panjang rooftop. Membuat mereka berdua seketika merapikan rambutnya.
"Arsya rapiin rambut Mahen boleh?" tanya Arsya,Mahen belum saja menjawab ia dengan yakin melakukan hal itu.
Mahen diam membeku,sesekali ia melirik ke arah gadis itu. Dia nampak serius membenarkan helaian rambut hitam miliknya.
"Selesai. Mahen jadi ganteng lagi," ujar Arsya tersenyum puas.
"Makasih."
Arsya mengangguk,"sama-sama."
"Rambut lo?" tanya Mahen gantung membuat Arsya bingung apa yang di maksud laki-laki ini.
Mahen melirik ke arah puncak kepala Arsya,memberi kode gadis itu. Akhirnya Arsya paham sekarang,"oh iya ini mau Arsya rapiin." Balas Arsya gugup.
"Mahen emang denger suara Arsya? Bukannya lagi pakai headphone," bingung Arsya.
"Denger."
"Kok bisa."
"Volume nya kecil."
"Oh,makasih Mahen."
"Buat?"
"Karena udah respon Arsya,Mahen kenapa bisa berubah gini nggak sedingin waktu Arsya kenal Mahen?"
Mahen diam,dia bahkan tidak bisa mengira dirinya bisa seperti ini. Mahen merasa Arsya itu beda,beda dari semua perempuan yang mendekatinya.
"Arsya paham kok,Mahen masih belum mau cerita. Lanjut aja dengerin musiknya,Arsya juga mau lanjut baca."
Suasana mendadak hening. Setelah pemuda dan gadis itu fokus pada aktivitasnya masing-masing.
Arsya yang sibuk membaca buku,kini mulai merasa kantuk,mungkin karena cuaca tidak panas tetapi sedikit mendung. Cuaca seperti inilah yang menjadi kenikmatan bagi kaum rebahan untuk memulai mimpi di siang hari.
Arsya menutupi wajahnya dengan buku. Ia pun mulai terlelap. Sedangkan laki-laki di sebalahnya masih asyik mendengarkan musik tak menyadari bahwa gadis di sebelahnya sudah tidur.
Kringg
Bel masuk berbunyi,membuat Mahen segera melepas headphone nya. Ia berdiri,saat hendak melangkah Mahen tersadar kenapa gadis tadi terdiam seribu bahasa,tak seperti biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHEN [ COMPLETED ]
Teen Fiction🍁-FOLLOW SEBELUM MEMBACA-🍁 "Rasa trauma penyebab sikap dinginku hadir. Aku tak ingin bercerita,biar waktu saja yang menjawab semua." -Mahen Akassa- "Yang Arsya ingin cuma satu. Bukan cinta dari Mahen,tapi kehangatan." -Arsya Qeanna- Arsya sangat p...