Arsya masuk ke dalam kamar Mona yang terlihat megah. Ketika ia masuk ke dalam,ia langsung di sambut dengan pernak-pernik BTS yang sangat banyak. Ada boneka,light stick,album dan masih banyak lagi. Bahkan koleksi Mona memang benar-benar membuat Arsya ternganga,jadi begini seorang army? Ia tak pernah perhitungan untuk para suami halunya itu?
"Ini koleksi kamu semua mon?" tanya Arsya mengambil satu album bertuliskan Persona.
"Iya kenapa emang?" tanya Mona meletakkan laptopnya di atas meja belajar nya.
Arsya geleng-geleng sendiri. "Keren." Gumamnya.
Mona terkekeh pelan,"ini belum seberapa Sya. Gue lagi pesan album terbarunya BTS tapi belum datang,kayaknya pesawatnya mogok deh."
"Pesawatnya kehabisan bensin waktu di langit mungkin Mon."
"Bisa jadi."
"Gue cuci muka dulu ya Sya,"
"Iya."
"Lo nggak mau cuci muka juga? Yakin mau tidur sama muka begitu? Hati-hati mimpi buruk lo."
"Aku cuci mukannya nanti aja."
Arsya langsung menghamburkan badannya di atas kasur milik Mona. Membuat Mona geleng-geleng sendiri.
"Patah hati boleh,glow up berkurang jangan." Batin Mona.Arsya memandangi langit-langit kamar Mona yang berwarna putih. Lagi-lagi ia mengingat kejadian tadi,kejadian di rooftop yang sangat tidak mengenakkan bagi perasaannya. Arsya meraih ponselnya,membuka galeri foto. Tak sengaja ia menemukan foto seorang laki-laki yang tengah duduk di kursi panjang rooftop. Laki-laki itu adalah Mahen. Arsya bisa mendapatkan foto ini saat ia pertama kali bertemu dengan laki-laki itu. Otaknya berfikir cepat,apa ini yang di namakan takdir. Di rooftop lah Arsya bertemu dengan Mahen dan di sana juga ia berpisah dengan Mahen? Arsya pusing memikirkannya. Ia memode silent ponselnya,tak ingin ada yang mengganggu waktu istirahat nya malam ini.
Saat Mona kembali,setelah selesai mencuci mukanya ternyata gadis yang tergeletak di atas kasurnya sudah tertidur pulas. Suara dengkuran kecil pun terdengar. Mona mengerti bagaimana keadaan Arsya sekarang, ia pasti sangat kecapekan. Bukan badannya saja yang capek melainkan hati dan perasaan nya juga.
Mona meletakan kembali skincarenya di laci. Ia menyelimuti Arsya menggunakan selimut bergambar wajah Jungkook.
"Kali ini gue mau berbagi selimut Jungkook sama lo. Tapi kalo lo udah nggak patah hati,gue nggak mau." Gerutu Mona mencoba ikhlas.
Tak lama ia mematikan lampu tidur,dan mengikuti jejak Arsya berpetualang di alam mimpi.
🍁🍁🍁
Mahen menaiki lift untuk kembali ke apartemen nya,setelah tadi menemui Rangga.
Ia berjalan melewati lorong apartemen yang terlihat sepi. Kini ia sudah sampai di depan pintu apartemen nya. Mahen mengeluarkan kartu apartemen nya dari saku celananya untuk membuka pintu tersebut. Saat Mahen hendak masuk,terdapat satu notifikasi pesan yang terdengar dari ponselnya. Mahen memutuskan untuk membaca pesan tersebut.
From Tsana
Jadi gimana jawaban kakak?
Mahen meremas ponselnya,melangkah masuk dan membanting pintu apartemen nya keras. Ia melempar begitu saja ponselnya di atas kasur berseprai gray itu,tak lama Mahen juga ikut menghamburkan badannya tepat berdekatan dengan letak ponselnya. Ia memutuskan untuk melelapkan matanya,tak menjawab pesan Tsana sekarang.
Di seberang sana,seorang gadis terlihat sibuk menatap layar ponselnya. Memunggu belasan pesan dari seseorang.
"Kenapa cuma di baca aja ya sama kak Mahen?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHEN [ COMPLETED ]
Teen Fiction🍁-FOLLOW SEBELUM MEMBACA-🍁 "Rasa trauma penyebab sikap dinginku hadir. Aku tak ingin bercerita,biar waktu saja yang menjawab semua." -Mahen Akassa- "Yang Arsya ingin cuma satu. Bukan cinta dari Mahen,tapi kehangatan." -Arsya Qeanna- Arsya sangat p...