🍁BAB 20 | MENYERAH?🍁

1.4K 95 38
                                    


Yang dicintai lebih beruntung dari pada mencintai. Karena apa? Karena dicintai hanya bisa menyakiti dan mencintai hanya bisa tersakiti.

🍁🍁🍁

Akhirnya rombongan SMA GALAKSI sudah sampai di puncak. Mereka turun dari bus mereka masing-masing. Arsya turun dengan bola mata yang terlihat sembab karena sepanjang perjalanan ia tak henti menangis.

Mona segera menyusul temannya itu.

"Lo mau kemana?" tanya Steven ia kembali mencekal tangan Mona.

"Susulin Arsya. Kenapa nggak boleh?" Mona berbalik menanyai Steven dengan muka yang terlihat jutek.

Mental Steven seketika menciut,ia melepaskan tangan Mona.

"Ya udah sana, hati-hati."

Mona segera berjalan pergi. Ia melihat Arsya kini sedang berdiri di samping Kak Rangga. Ia terlihat memurungkan wajahnya.

"Arsya lo kenapa?" sontak Mona mendongakkan kepala Arsya, ia tau temannya ini sedang tidak baik-baik saja.

Arsya menghaburkan pelukannya,cairan bening di mata lagi-lagi mengalir deras.

"Mahen kapan suka sama Arsya?" tanya Arsya.

Mona berfikir keras,mencerna ucapan Arsya baik-baik. Bukannya semalam Arsya cerita Mahen sudah mengungkapkan perasaanya kalau Mahen juga suka ke Arsya?

"Bukannya semalem?" ujar Mona terjeda. Arsya segera menyela ucapan Mona.

"Mahen cuma bohong! Buktinya dia sama Tsana." Tangisan Arsya semakin  mengalir deras.

Mona tahu sekarang,apa yang menjadi penyebab Arsya menangis seperti ini. "Udah jangan nangis Sya,lo nggak malu di lihatin orang-orang."

"Arsya kecewa banget sama Mahen!"

Mahen baru saja turun dari bus. Diikuti gadis yang terus menempel di sampingnya. Bahkan Tsana menggandeng tangan Mahen cukup kuat tak membiarkan laki-laki itu pergi.

"San jangan gini ya," ujar Mahen risih.

"Kenapa?" tanya Tsana polos.

"Tolong lepasin tangan gue."

"Nggak mau."

"Kalau lo nggak mau. Gue yang lepasin sendiri." Mahen melepas tangan Tsana dari tangannya. Ia tak mau jika Arsya melihat dirinya dengan Tsana lagi. Membuat gadis itu sedih dan menangis seperti tadi.

🍁🍁🍁

Kini semua siswa terlihat sibuk memasang tenda mereka masing-masing. Berbeda halnya dengan Arsya ia masih terduduk sembari melamun. Mona melihat ke arah Arsya,ia merasa kasihan jika melihat Arsya yang seperti ini. Dimana Arsya yang dulu? Arsya yang periang dan murah senyum seakan digantikan dengan Arsya yang murung dan pendiam.

"Gue bantu." Saat Mona sibuk memasang tenda sendiri tiba-tiba Steven datang.

Mona menoleh. "Kenapa lo lagi sih." Cecar Mona sebal.

"Arsya kenapa?" tanya Steven ia tersadar jika Arsya terlihat murung sekarang.

"Gara-gara temen lo." Sahut Mona.

"Mahen maksud lo?" tebak Steven.

"Yaiyalah siapa lagi. Bilangin ke dia,dia serius suka nggak sih sama Arsya. Sikapnya udah kayak bunglon kalau malem suka Arsya,kalau pagi sama cewek lain,kalau sore sama siapa?" cerocos Mona tak santai.

"Ntar gue nasehatin dia." Balas Steven santai.

"Gue nggak percaya lo bisa nasehatin dia. Yang ada lo malah bawa dia ke jalan yang lebih sesat." Cecar Mona.

MAHEN [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang