Pagi ini seperti biasa elang sudah siap untuk berangkat sekolah dengan penampilan yang urakan dan berantakan. Bagi elang hal itu sudah biasa untuk dirinya. Tanpa bersarapan dulu laki-laki itu langsung pergi dari rumah nya dan bergegeas pergi ke bascamp vagos. Karena semua sisa kelas 12 sudah melaksanakan ulangan, mereka bebas untuk masuk atau pun tidak. Karena di sekolah juga tidak ada pembelajaran apa apa lagi. Walaupun begitu anak anak vagos tetap memilih untuk berkumpul bersama sama. Karena hal ini lah yang akan mereka rindukan saat nanti perpisahan sekolah, dan mereka sudah memilih jalan mereka masing masing untuk mencapai masa depan mereka.
Jarak rumah nya dari sekolah atau pun bascamp vagos tidak terlalu jauh. 15 menit pun elang sampai di bascamp itu dengan wajah yang masih di tekuk karena belum sempat menjelaskan semua hal kepada rembulan. Bahkan laki-laki itu belum berani memberikan kabar lewat pesan kepada rembulan. Tak mau terlalu di pikirkan elang pun segera memarkir motornya sembarang. Dan juga segera melepas helem nya, semua anak anak vagos yang ada di luar menatap kearah elang yang baru saja datang.
"Bos sini bos. Mending kita ngopi aja bos, di bawa santai aja udah gausah stres stres lagian lu bentar lagi kan mau berangkat ke US buat ngurusin kuliah lu di sana" Tegur Gilang sambil melambaikan tangan.
Melihat Gilang melambaikan tangan nya ke arahnya, elang pun bergegas menghampiri nya. Elang berusaha mengubah ekspresi wajah nya menjadi tidak apa apa. Namun tetap terlihat wajah lelah dari elang yang semalaman tidak bisa tidur karena memikirkan sang kekasih nya itu yang masih salah paham.
"Bos masuk aje bos, mending lo tidur dulu dah di dalem. Lu gak nyadar apa di bawah mata lo, kantong mata nya gede banget terus item gitu. Lu kaga tidur ya?" Ucap boy dengan tatapan curiga nya
Elang hanya menggelengkan kepala nya dan memberikan kunci motor nya kepada Gilang "ini lu pegang kunci motor gw. Boy abis ini lu pesenin gw kopi atau bikinin gw kopi kek. Pokoknya cepetan!"
"Ett iya bos iyak" Balas boy cepat
Elang pun segera masuk ke dalam bascamp dan menyederhanakan tubuh nya di sofa dengan nyaman. Di sana semua orang hanya melihat Elang dengan kebingungan. Tidak biasanya laki-laki ini terlihat murunh dan lesu. Mereka yang melihat hal itu hanya membiarkan Elang melakukan hal yang dia mau.
"Kira-kira kalo cewe marah gara gara salah paham, di kasih apa ya biar marah nya redam gitu. Gw Bingung banget" Kata Elang dengan wajah frustasi
Semuanya terdiam dan mulai berfikir keras. Tiba tiba galang pun bangkit dari duduk nya "daripada lu di sini dan terus terusan ngeluh. Mending sekarang lu samperin rembulan aja ke rumah nya,hari ini dia gak masuk. Gw tau info ini dari fani"
"Kok lu bisa kepikiran nanya ke fani?"
"Ya fani kan sahabat nya lang"
"Lu ada hubungan spesial sama fani?"
"Ngga lah, fani bukan tipe gw si"
"Yaelah gausah belagu lu gal"
"Maksudnya??"
"Gw juga gitu ke rembulan"
Galang berusaha tidak memperdulikan ucapan Teman-temannya dan kembali duduk. Karena saran dari galang cukup masuk akal, Elang pun kembali bangkit dengan wajah yang lelah dan ngantuk. Ia pun keluar dari bascamp tanpa berpamitan kepada teman temannya. Dan laki-laki itu pun menghampiri Gilang untuk meraih kunci motornya. Tanpa di minta oleh Elang Gilang pun sudah mengetahui laki-laki itu menghampiri nya hanya untuk meraih kunci motornya.
Tanpa banyak berfikir Elang pun menerima kunci motor nya dan segera menghampiri motor nya. Namun saat Elang melangkahkan kaki nya seketika pundak nya di tahan oleh boy. Laki-laki itu pun menatap boy dengan tatapan bingung.
"Bos gw tau lu capek banget,mending kalo lu mau nyamperin rembulan ke rumah nya nanti aja. Daripada ada apa apa sama lu nanti di jalan" Ujar boy dengan penuh kekhawatiran
KAMU SEDANG MEMBACA
ELANG ARDANA [COMPLETE]
Teen Fiction"bisa bisanya lu berantem di kantin!!" ucap rembulan dengan suara menantang sang ketua vagos pun tersenyum miring menatap wanita yang lebih pendek darinya itu,ELANG ARDANA ya dia adalah ketua vagos yang cukup terkenal di sma putra jaya,bahkan siswa...